Partai Oposisi Bisa Bubar
Partai Thai Raksa Chart bisa dibubarkan jika dinyatakan terbukti melanggar aturan. Pelanggarannya adalah menjadikan anggota keluarga kerajaan sebagai calon PM.
BANGKOK, MINGGU Salah satu partai oposisi Thailand, Thai Raksa Chart, terancam dibubarkan. Partai itu dituding melanggar aturan pemilu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perlindungan Konstitusi Srisuwan Janya menyatakan sudah mendaftarkan pembubaran Thai Raksa Chart.
Pengaduan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Thailand akan meminta lembaga itu merekomendasikan keputusan pengadilan untuk membubarkan Thai Raksa Chart. ”Pengumuman Kerajaan adalah bukti jelas partai itu melanggar aturan pemilu,” kata Srisuwan, Minggu (10/2/2019), di Bangkok.
Sebelumnya, Thai Raksa Chart mengejutkan Thailand pada Jumat (8/2/2019). Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi (67), anak tertua mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, mengumumkan akan ikut pemilu pada 24 Maret 2019 sebagai calon Perdana Menteri Thailand dari Thai Raksa Chart.
Partai itu diduga kuat terkait dengan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra. Meski dinyatakan sebagai buronan setelah digulingkan lalu melarikan diri ke luar Thailand, Thaksin masih mendapat dukungan luas di Thailand.
Hal itu terbukti dengan kemenangan partai-partai bentukan loyalis Thaksin yang selalu mendapat suara besar di berbagai pemilu Thailand. Pada pemilu Maret 2019, Thaksin tampaknya mencoba menantang junta militer yang menguasai Thailand sejak kudeta 2014 itu.
Ubolratana memang beberapa kali secara terbuka menunjukkan kedekatan dengan Thaksin. Meskipun demikian, pengumuman Ubolratana mengejutkan banyak pihak. Adik Ubolratana yang juga Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, membuat pengumuman balasan beberapa jam setelah pengumuman Ubolratana. Raja menyatakan tidak pantas jika anggota keluarga kerajaan terlibat dalam politik.
Mantan Putri
Seperti Inggris, Thailand adalah negara monarki konstitusional. Keluarga kerajaan amat dihormati dan tidak terlibat dalam politik praktis. Namun, secara teknis, Ubolratana memang bukan lagi keluarga kerajaan setelah statusnya sebagai putri dilepaskan karena menikah dengan teman kuliahnya di Amerika Serikat pada 1972. Meskipun demikian, dalam berkas pencalonan, ia mencantumkan istana kerajaan Thailand sebagai alamat tempat tinggal.
Pencalonan Ubolratana dapat menjadi serangan balik bagi Thai Raksa Chart. ”Semua menjadi tidak bisa diprediksi,” kata Dekan Fisipol Universitas Ubon Ratchathani Titipol Phakdeewanich seraya menyatakan akan tersedia lebih banyak kursi bagi partai yang pro junta seperti Phalang Pracharat dan Partai Masa Depan Maju jika Thai Raksa Chart dibubarkan.
Pemimpin Thai Raksa Chart Chaturon Chaisaeng menolak berkomentar atas permintaan pelarangan partai itu. Dalam pernyataan resminya, partai itu siap menerima pesan Raja dan terus maju ke pemilu demi membenahi masalah negara. Sejak kudeta 2014, Thailand belum menggelar pemilu. Junta berkali-kali menunda pemilu dengan beragam alasan.
Thai Raksa Chart sudah mengumumkan urung mencalonkan Ubolratana. Akan tetapi, KPU Thailand belum membuat keputusan resmi soal Ubolratana. KPU masih punya waktu hingga Jumat untuk membahas itu. (AFP/REUTERS/RAZ)