JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero), secara resmi mengelola penuh Blok Jambi Merang dari Joint Operating Body Pertamina Talisman Jambi Merang (JOB PTJM) per 9 Februari 2019. Sebelumnya, pemegang saham blok tersebut terdiri dari Pertamina Hulu Energi 50 persen, Talisman Energy 25 persen, dan Pasific Oil & Gas Ltd 25 persen. Pengelolaan secara penuh tersebut atas penugasan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada April 2017.
"Alih kelola oleh Pertamina berlaku selama 20 tahun atau hingga 9 Februari 2039. Skema bagi hasil yang digunakan adalah gross split (bagi hasil berdasar produksi bruto) dengan porsi Pertamina 43 persen dan bagian negara 57 persen. Adapun porsi bagi hasil gas untuk Pertamina sebesar 48 persen dan bagian negara 52 persen," kata Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya saat dihubungi, Minggu (10/2/2019), di Jakarta.
Blok Jambi Merang berada di wilayah Sumatera Selatan dan berproduksi pertama kali pada 1989. Sepanjang 2018, produksi gas blok tersebut sebanyak 88,49 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Adapun produksi minyaknya sebanyak 4.191,87 barrel per hari. Sejak pertama kali beroperasi, Blok Jambi Merang telah beralih kepemilikan sebanyak tujuh kali.
Tahun ini ada 45 proposal rencana pengembangan (plan of development) lapangan migas yang diproses oleh SKK Migas. Beberapa rencana pengembangan yang terhitung "raksasa" adalah proyek Indonesian Deep Water (IDD) yang dikembangkan Chevron di perairan antara Kalimantan dan Sulawesi. Proyek besar lainnya adalah pengembangan gas Blok Masela di Maluku yang dikembangkan Inpex dan Shell.
Proyek IDD diperkirakan mampu memproduksi minyak 27.000 barrel per hari dan gas sebanyak 844 MMSCFD. Adapun produksi gas di Blok Masela diperkirakan mencapai 9,5 juta ton per tahun untuk gas alam cair (LNG) dan gas pipa sebanyak 150 MMSCFD. Ongkos pengembangan untuk IDD sekitar 5 miliar dollar AS dan Blok Masela 16 miliar dollar AS.