Target peningkatan ekspor udang perlu ditopang produksi. Asosiasi pengolah menyebut, kebutuhan mencapai 500.000 ton per tahun, tetapi bahan baku hanya 350.000 ton
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menargetkan peningkatan ekspor udang sebesar 1 miliar dollar AS hingga tahun 2021. Demi mengejar target itu, perlu setidaknya tambahan produksi 150.000 ton. Namun, kenaikan produksi ditaksir hanya sekitar 100.000 ton, antara lain karena kendala terbatasnya luas tambak.
Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Berny A. Subki di Jakarta, Minggu (10/2/2019) menyebutkan, nilai ekspor udang tahun 2021 ditargetkan 2,7 miliar dollar AS, meningkat dibandingkan tahun 2018 yang 1,7 miliar dollar AS. "Tahun ini tahap persiapan," ujarnya.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor udang tahun lalu berkisar 190.000 ton dengan nilai ekspor sekitar 1,7 miliar dollar AS. Volume ekspor udang meningkat dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 181.000 ton.
Sementara itu, volume produksi udang tahun lalu diklaim 920.000 ton dan 2017 sebanyak 919.987 ton. Secara terpisah, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan, Slamet Soebjakto menambahkan, perlu tambahan produksi 125.000-150.000 ton untuk menambah nilai ekspor udang sebesar 1 miliar dollar AS. Selain itu, perlu tambahan luas tambak hingga 7.000 hektar.
"Peningkatan ekspor bisa bersumber dari produksi yang sudah ada. Kami juga mendorong peningkatan produksi udang windu dan udang jerbung," kata Slamet.
Saat ini sekitar 90 persen dari hasil budidaya udang diekspor. “Produksi udang untuk kebutuhan konsumsi lokal sangat sedikit, sekitar 10-15 persen dari total produksi,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Budhi Wibowo menyatakan, industri pengolahan udang butuh bahan baku udang beku sekitar 500.000 ton per tahun. Sementara bahan baku yang masuk diperkirakan 350.000 ton per tahun.
Presiden Joko Widodo (kiri) memanen udang di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019).Menurut Ketua Shrimp Club Indonesia, Iwan Sutanto, produksi udang yang dihasilkan anggota SCI tahun 2018 mencapai 330.000 ton atau naik 10 persen dibandingkan tahun 2017 sekitar 300.000 ton.
Disparitas data
Total produksi budidaya udang tahun 2019 ditargetkan mencapai 1 juta ton atau naik 100.000 ton dibandingkan tahun lalu. Pihaknya akan mendorong perluasan tambak 5.000-6.000 hektar, tersebar antara lain di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Lampung, dan Jawa. Pengelolaan tambak diarahkan semi intensif hingga intensif.
Pengembangan juga dilakukan untuk komoditas udang windu, antara lain di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim berpendapat, ada diparitas data dan capaian faktual di lapangan. Apabila data keliru, proyeksi dikhawatirkan amburadul. "Pemerintah harus menjelaskan detilnya," ujarnya