JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah kunci untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan yang merupakan prasyarat kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, TNI dan Polri mesti terus diperkuat agar bisa menjawab tantangan zaman yang berubah secara cepat.
”Jangan dikira saya tak punya keinginan TNI Angkatan Darat kuat, Angkatan Laut kuat, Angkatan Udara kuat, kepolisian kuat,” kata calon presiden petahana, Joko Widodo, di hadapan ratusan purnawirawan jenderal TNI dan Polri di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/2/2019).
Dalam acara itu hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Juga mantan Panglima TNI Moeldoko yang kini Kepala Staf Kepresidenan serta Dai Bachtiar dan Arief Koeshariadi.
Sebelum Jokowi berpidato pada acara ini, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana (Purn) Arief Koeshariadi memimpin deklarasi dukungan kepada Jokowi.
Menurut Jokowi, penguatan TNI dan Polri penting dilakukan karena kedua lembaga tersebut merupakan kunci untuk menciptakan stabilitas keamanan dan juga politik. Sementara itu, stabilitas keamanan serta politik merupakan prasyarat pembangunan untuk memajukan bangsa.
Namun, menurut Jokowi, tantangan serta persoalan pertahanan dan keamanan ke depan berbeda dengan saat ini. Memasuki revolusi industri 4.0, di mana perubahan terjadi secara cepat, tentu tantangan dalam menjaga stabilitas keamanan juga semakin berat.
Sementara itu, saat menghadiri Deklarasi Alumni SMA Jakarta Bersatu untuk #01 di Istora Senayan, Jokowi memaparkan sejumlah kebijakan dan capian pemerintahannya, Hal itu seperti pembangunan infrastruktur, pengambilalihan Blok Mahakam dan Freeport, serta dana desa. Jokowi juga menepis tuduhan tentang antek asing dan kebocoran anggaran.
Pusat pergerakan
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, mengatakan, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pada pekan depan akan terus melanjutkan kampanyenya dengan menemui masyarakat di Jawa Tengah (Jateng).
Menurut Andre, kemarin, Prabowo tidak memiliki agenda politik. Sementara Sandiaga melakukan kunjungan ke Brebes, Jateng, selain menemui pendukung juga konsolidasi tim pemenangannya di Tegal.
Terkait dengan sejumlah kegiatan capres-cawapres dukungannya, Andre mengatakan, Prabowo-Sandiaga lebih banyak menerima undangan masyarakat di daerah.
Andre menambahkan, kelanjutan perjalanan Prabowo-Sandi di daerah, selain menemui masyarakat, juga mengecek proyek infrastruktur pemerintah. Prabowo-Sandiaga berjanji akan mengevaluasi dan memperbaiki berbagai proyek infrastruktur yang kualitasnya dinilai tidak baik.
Secara terpisah, juru bicara BPN lainnya, Anggawira, membenarkan, dua bulan jelang Pemilu 2019, tim pemenangan Prabowo-Sandi terus berupaya merebut suara di Jateng. Setidaknya, targetnya memperkecil keterpautan suara menjadi lebih tipis.
Tentang rapat konsolidasi pada akhir pekan lalu di Solo, Jateng, yang dihadiri Sandiaga, Anggawira mengatakan, rapat itu antara lain membahas strategi pemenangan Prabowo- Sandi. Tim pemenangan juga sudah mengarahkan peta pertarungan di wilayah Jateng.
”Medan tempurnya sekarang ada di Jawa Tengah. Tentunya ini akan menjadi pusat pergerakan kami,” ujarnya. Anggawira mengakui, elektabilitas Prabowo-Sandi masih kalah di Jateng. Untuk itu, upaya peningkatan elektabilitas akan terus mereka gencarkan. (NTA/INK/SAN/E21)