Ajang Pemda Memikat Wisatawan
JAKARTA, KOMPAS – Ajang balap sepeda internasional kembali digelar di Bintan, Kepulauan Riau. Pemerintah Kabupaten Bintan pun melihat ajang tersebut sebagai kesempatan memikat lebih banyak wisatawan untuk berkunjung menikmati keindahan alam Bintan.
Tour de Bintan ke-9 akan berlangsung pada 29-31 Maret mendatang. Sebanyak 1.200 peserta dari 23 negara bakal meramaikan lomba balap sepeda ini.
Chief Executive Officer Meta Sport Nathalie Marquet di Jakarta, Selasa (12/2/2019), mengatakan, Tour de Bintan menjadi bagian dari Seri Dunia Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI) Grand Fondo World Series. Meta Sport menjadi panitia penyelenggara Tour de Bintan ke-9.
“Hanya ada 2 event di Asia dan 21 event di dunia yang merupakan bagian dari Seri Dunia UCI. Tour de Bintan menjadi salah satu event yang tergabung di dalamnya,” kata Marquet dalam konferensi pers di Jakarta.
Dari perhelatan Tour de Bintan, diperkirakan akan mampu menyedot kedatangan sekitar 1.800 pengunjung ke Bintan, Kepulauan Riau. Sebanyak 1.200 di antaranya merupakan peserta dengan 120 orang berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Australia.
Marquet menjelaskan, tujuh pilihan lomba akan disediakan dalam Tour de Bintan ke-9 bagi para peserta dari semua tingkatan. Baik yang termasuk dalam kompetisi atau non-kompetisi.
Dua dari tujuh pilihan balapan yang tersedia adalah ajang kualifikasi untuk kejuaraan dunia 2019 di Polandia. Dua pilihan balapan yang dimaksud adalah kategori Individual Time Trial yang berjarak 17 kilometer pada Jumat (29/3/2019) siang. Selain itu ada kategori Grand Fondo Classic berjarak 144 kilometer yang diadakan Sabtu (30/3/2019) pagi.
“Untuk mengamankan posisi di kejuaraan dunia, para peserta harus menyelesaikan perlombaan dengan menjadi 25 persen teratas di kategori dan kelompok usia masing-masing,” kata Marquet.
Peringkat ketiga
Dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti, mengatakan, pemerintah terus mendorong agar Bintan menjadi satu destinasi pariwisata favorit di Indonesia. Saat ini, Kepulauan Riau berada di peringkat ketiga di bawah Jakarta dan Bali dalam hal kontribusi mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Dalam sekali kedatangan di Tour de Bintan, wisatawan mancanegara bisa menghabiskan 1.000-1.200 dollar AS per hari. Angka itu belum termasuk biaya yang dikeluarkan pebalap sebesar 200 dollar untuk uang pendaftaran lomba.
“Pariwisata olahraga bisa menjadi ajang promosi bagi Bintan. Dampak ekonomi yang dihasilkan nantinya tergolong besar,” kata Esthy.
Kepala Dinas Pariwisata Bintan Wan Rudy Iskandar mengatakan, perputaran uang saat Tour de Bintan berlangsung selama tiga hari bisa mencapai Rp 15 miliar. Rudy melihat ajang ini bisa dioptimalkan untuk mempromosikan pariwisata di Bintan sehingga bisa makin banyak mendatangkan wisatawan mancanegara.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bintan pada 2017 tercatat sekitar 370.000 orang. Pada 2018, jumlahnya meningkat mencapai 550.000 wisatawan. Tahun ini, Pemkab Bintan menargetkan dapat menarik hingga 700.000 wisatawan berkunjung ke Bintan.
Kontribusi pariwisata olahraga untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bintan tahun 2018 mencapai 120 miliar dengan total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Rp 1,1 triliun. Menyadari potensi yang besar dari pariwisata olahraga, Pemkab Bintan berniat mengoptimalkan Tour de Bintan untuk berpromosi.
Untuk menghelat Tour de Bintan, Pemkab Bintan sedikit banyak terbantu oleh peran swasta. Dua resort besar di Bintan, yaitu Bintan Lagoon Resort dan Bintan Resort menjadi salah satu sponsor Tour de Bintan.
“Kami banyak dibantu swasta. Pemkab Bintan hanya mendukung untuk mengondisikan jalan raya untuk lomba, menjaga kebersihan, dan mendorong masyarakat menyaksikan lomba ini,” kata Rudy.
Penyelenggaraan Tour de Bintan tahun ini menelan biaya sekitar Rp 8 miliar. Kontribusi Pemkab Bintan untuk pembiayaan menyentuh 20 persen. Sisanya dilakukan swasta.
“Fokus kami saat ini lebih kepada upaya mendatangkan wisatawan, olahraga menjadi salah satu jalan menuju ke sana,” ucap General Manager PT Bintan Resort Cakrawala Abdul Wahab.
Peran swasta
Pembiayaannya yang lebih banyak didanai pihak swasta membuat Tour de Bintan sedikit berbeda dengan ajang lomba balap sepeda internasional lain di Indonesia. Hal ini membuat mekanisme penyelenggaraan Tour de Bintan bisa dijadikan acuan bagi daerah lain.
Biaya untuk penyelenggaraan Tour de Singkarak 2017 di Sumatera Barat, misalnya, sebesar Rp 13 miliar. Sementara beberapa tur balap sepeda lainnya yang diselenggarakan tiga atau empat hari seperti di Siak (Riau) dan Banyuwangi (Jawa Timur), membutuhkan biaya tidak kurang dari Rp 2,5 miliar.
Biaya penyelenggaraan lomba balap sepeda itu mayoritas masih berasal dari kas pemerintah daerah, Kementerian Pariwisata, atau institusi pemerintahan lainnya. Pendekatan terhadap sponsor masih kurang efektif sehingga belum banyak pelaku bisnis yang tertarik ikut mensponsori kegiatan balap sepeda.