AS-China Gelar Negosiasi
Negosiasi perdagangan Amerika Serikat-China yang akan memasuki putaran ketiga membawa sentimen positif pada pelaku pasar dan investor, menyiratkan optimisme.
BEIJING, SENIN—Menjelang putaran ketiga negosiasi perdagangan Amerika Serikat dan China di Beijing, sejumlah saham Asia menguat pada Senin (11/2/2019). Pasar berharap pertemuan itu dapat menghasilkan sesuatu yang positif untuk meredakan ketegangan perang dagang kedua negara.
Saham di bursa China dibuka menguat 1 persen setelah libur tahun baru Imlek. Lantai bursa Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan menguat 0,2-0,7 persen.
Indeks saham Hong Kong naik 0,6 persen pada sesi sore seiring dengan menguatnya raksasa media sosial dan gim Tencent bersama dengan produsen komponen ponsel pintar, seperti Sunny Optical Technology dan AAC Technologies.
Saham kasino Makau juga menguat menyusul meningkatnya wisatawan selama libur tahun baru Imlek.
Indeks Shanghai dibuka kembali setelah libur sepekan dan mencatat kenaikan 1,4 persen. Indeks Seoul meningkat 0,2 persen, tetapi indeks Sydney melemah 0,2 persen. Jakarta, Manila, dan Singapura juga melemah. Sementara Tokyo tutup karena libur.
Selanjutnya, pelaku pasar menanti hasil dari putaran ketiga negosiasi perdagangan ASChina yang dimulai Senin di Beijing. Delegasi AS dipimpin perwakilan perdagangan AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Pejabat tinggi ekonomi AS yang lain menyusul tiba minggu ini untuk puncak negosiasi perdagangan putaran ketiga pada Kamis dan Jumat nanti.
Harapan
”Pasar berharap tenggat waktu (kesepakatan) diperpanjang sehingga orang-orang tidak bersiap untuk sesuatu yang negatif,” kata Steven Leung, Direktur Pemasaran UOB Kay Hian di Hong Kong.
Kegagalan dua kekuatan ekonomi dunia itu untuk mencapai kesepakatan sebelum 1 Maret akan berdampak pada sanksi senilai 200 miliar dollar AS terhadap produk-produk China.
”Ada urgensi dalam pembicaraan ini,” kata Jeffry Halley, analis pasar senior dari OANDA. ”Jika tidak ada kata sepakat, Presiden Trump dan Kongres AS akan sangat siap memperpanjang perang dagang sehingga China perlu mengambil langkah pertama jika ingin ada relaksasi.”
Akan tetapi, beberapa indeks saham jatuh, membatasi kenaikan indeks MSCI dari pangsa pasar negara berkembang. Kekhawatiran atas pertumbuhan global yang melambat masih berlanjut karena investor menunggu hasil pembicaraan perdagangan.
Di tengah sentimen positif menjelang negosiasi perdagangan AS-China, Minggu lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan, dirinya tidak ingin bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum tenggat waktu negosiasi terlewati. Hal ini melunturkan optimisme pelaku pasar.
Kekhawatiran
Para analis menyatakan, jika negosiasi perdagangan itu gagal, pengenaan tarif dapat melemahkan ekonomi global.
Seiring dengan dollar yang menguat dalam delapan sesi terakhir, nilai tukar mata uang negara berkembang melemah. Penggerak utamanya adalah mata uang yuan yang melemah 0,5 persen. Itu sebabnya semua pelaku pasar terus menunggu hasil negosiasi perdagangan.
”Apabila negosiasi perdagangan tingkat tinggi yang akan datang gagal menghasilkan kesepakatan, praktis sentimen menghindari risiko akan terus berlanjut dan ini akan meningkatkan nilai dollar AS, terutama terhadap yuan,” kata Stephen Chiu, analis nilai tukar dan bunga pada China Construction Bank di Hong Kong.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan negara-negara untuk bersiap menghadapi kemungkinan ”badai” ekonomi saat prakiraan pertumbuhan menurun.
Lembaga itu menyebut perang dagang sebagai salah satu dari empat ”awan” yang membayangi ekonomi global bersama dengan ketidakpastian Brexit, percepatan perlambatan di China, dan pengetatan keuangan.
”Intinya, kami melihat ekonomi yang tumbuh lebih lambat dari yang kami perkirakan,” ujar Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde pada KTT Pemerintah Dunia di Dubai, akhir pekan lalu.
Akan tetapi, pasar saham Eropa mengabaikan kerugian tajam pekan lalu untuk kembali naik pada pembukaan sesi. London naik 0,6 persen, Paris bertambah 0,5 persen, dan Frankfurt naik 0,5 persen.
(AFP/REUTERS/ADH)