JAKARTA, KOMPAS — Program bantuan pangan nontunai yang dicanangkan Kementerian Sosial melalui e-warong dirasakan membantu dan meringankan kebutuhan keluarga kurang mampu. Hal itu diutarakan sejumlah keluarga penerima manfaat di wilayah Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.
”Membantu sekali karena untuk kebutuhan beras sudah terjamin,” ujar salah satu penerima keluarga penerima manfaat (KPM), Rodini (42), di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Sejak 2018, subsidi beras sejahtera (rastra) dialihkan menjadi bantuan sosial dan mulai disalurkan ke setiap kabupaten/kota. Kartu elektronik digunakan KPM untuk membeli beras di agen penyalur yang ditunjuk bank pemerintah atau e-warong.
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) merupakan uang elektronik senilai Rp 110.000 yang ditransfer pemerintah melalui bank-bank tertentu setiap bulan. Uang elektronik itu dapat ditukar dengan 7 kilogram beras kualitas premium dan 10 butir telur.
Perum Bulog bukan lagi satu-satunya pemasok beras untuk program bantuan sosial rastra melalui sistem elektronik itu. Pedagang atau pemasok lain dapat turut memasok karena KPM bebas membeli beras di agen-agen pemasok atau toko-toko dengan sistem kartu elektronik (Kompas, 29/1/2019).
Rodini mengatakan, selama ini tidak mengalami kendala untuk mencairkan bantuan pangan itu. Permasalahan yang dihadapi KPM lain sejauh ini adalah kartu hilang atau saldo kosong saat transaksi.
Jika kartu hilang atau bermasalah, para pemegang KKS harus mengurus langsung ke bank yang bersangkutan. ”Biasanya karena masalah data yang tidak sinkron. Makanya, kalau kartunya belum beres, jatah berasnya tidak bisa diambil, tapi tidak hilang. Bisa diambil dan diakumulasi berapa bulan ia tidak mengambil jatah,” ujar Rodini.
Selain itu, pengurus e-warong, yang juga KPM, boleh mengambil untung maksimal Rp 5.000 dari setiap transaksi. Harga jual dalam satu paket dari agen ke e-warung biasanya sekitar Rp 105.000 sehingga keuntungan itu biasanya dibagi kepada pengurus e-warong.
Terkait dengan suplai, beberapa e-warong di wilayah Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, mengaku sejauh ini belum mengalami keterlambatan suplai beras dan telur. Salah satunya e-warong Makmur di Kelurahan Kota Bambu Utara milik Wahyuni (42), yang mengatakan, pada tanggal 24 atau 25 setiap bulannya suplai beras dan telur datang.
Berdasarkan keterangan dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinas Sosial Kecamatan Palmerah, Sukaesih (52), sistem e-warong adalah pre-order, yaitu memesan dahulu berapa jumlah beras dan telur yang dibutuhkan. ”Bank biasanya akan mentransfer di tanggal 23 tiap bulan dan pengurus e-warong akan memesan jumlah beras dan telur yang dibutuhkan,” ucap Sukaesih.
Dia menambahkan, per bulan Februari ini ada dua pilihan paket BPNT. Ada 7 kg beras dengan 10 telur dan ada 7 kg beras dengan 15 telur. ”Tergantung pada jenis beras yang dipilih. Kalau beras yang dipilih kualitas super, telurnya cuma dapat 10, tapi kalau yang dipilih premium yang 15 butir,” ucapnya.
Keberadaan e-warong biasanya akan ada satu di tiap kelurahan. Seperti di Kecamatan Palmerah ada 6 e-warong dengan jumlah KPM 1.642 orang. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)