Masyarakat mulai menyumbang untuk pasangan calon peserta Pemilihan Presiden 2019. Fenomena positif ini mesti diikuti dengan transparansi dana kampanye.
JAKARTA, KOMPAS - Penggalangan dana kampanye aktif dilakukan kedua kubu peserta Pemilihan Presiden 2019. Hal ini mesti diikuti dengan transparansi penerimaan dan penggunaan sumbangan yang diterima dari masyarakat.
Penggalangan dana kampanye antara lain dilakukan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan menggelar lelang lukisan di Jakarta, Senin (11/2/2019).
Sebanyak 72 lukisan dipamerkan dalam acara bertajuk Pameran Seni Lintas Generasi #01 Satu Arah untuk Indonesia Maju. Lukisan itu karya sejumlah seniman, antara lain Heri Kris, Yoyo Surya, Kartika Affandi, Tisna Sanjaya, dan Putu Sutawijaya.
Acara lelang lukisan tersebut tertutup untuk wartawan. Saat ditanya mengenai hal ini, Jokowi yang hadir dengan didampingi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir dan politisi PDI-P Pramono Anung mengatakan, ”Ini fundraising.”
Seniman Kartika Affandi mengatakan, lukisan dalam pameran tersebut merupakan bagian dari karya seniman yang mendukung kepemimpinan Jokowi. Hasil dari lelang lukisan ini akan dilaporkan sebelum dimasukkan ke dalam rekening dana kampanye.
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Dewi Soeharto, menyebutkan, hal serupa akan digelar di sejumlah kota, seperti Bandung, Yogyakarta, dan Solo, untuk menggalang dukungan kepada Jokowi- Ma’ruf. Selain itu, akan digelar deklarasi dukungan dari seniman dan budayawan kepada Jokowi-Ma’ruf.
Terus mengalir
Kubu Prabowo Subianto- Sandiaga Uno juga banyak menerima sumbangan dari masyarakat. ”Sumbangan tersebut luar biasa. Sampai sekarang masih terus mengalir,” kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani.
Direktur Advokasi dan Hukum BPN Sufmi Dasco Ahmad menambahkan, para sukarelawan dan simpatisan biasanya mengumpulkan dana dengan sistem patungan. Hasilnya sering kali diberikan secara langsung kepada Prabowo dan Sandiaga ketika mereka berkunjung ke daerah.
”Semua yang diberikan kepada kami selalu dilaporkan kepada Badan Pengawas Pemilu,” ujar Dasco.
Pada akhir Januari lalu, tim bendahara BPN Prabowo- Sandi telah merilis laporan dana kampanye mereka. Dalam laporannya, hingga 29 Januari 2019, mereka telah menerima pemasukan dana kampanye sebesar Rp 99,7 miliar. Sebanyak Rp 426 juta di antaranya merupakan sumbangan dari jaringan sukarelawan dan simpatisan. Sumbangan dari perorangan adalah Rp 203 juta, sedangkan kelompok sebesar Rp 223 juta.
Sementara itu, lebih dari 60 persen dana yang dikeluarkan BPN digunakan untuk keperluan bahan kampanye dan kegiatan lain. Kegiatan lain tersebut meliputi penguatan jaringan, sosial kemasyarakatan, dan operasional posko.
Mulai berubah
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengatakan, fenomena pemberian sumbangan ini merupakan hal yang positif dan menunjukkan bahwa politik Indonesia mulai berubah meski lamban. Publik merasa perlu memberikan sumbangan karena memiliki kesamaan ide dengan kandidat yang mereka dukung.
Adanya sumbangan itu juga terjadi karena sudah banyak masyarakat yang menyadari mahalnya biaya politik sehingga mereka mau berkontribusi. Banyaknya sumbangan yang masuk diduga juga karena kuatnya mobilitas sukarelawan dalam menggalang dana
”Jika budaya ini menguat, tentunya juga harus didukung oleh transparansi. Sumbangan itu harus dilaporkan secara reguler,” tutur Arya. (Fajar ramadhan dan Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany)