Dua tim unggulan terseok-seok pada putaran pertama babak empat besar Proliga 2019 di Kediri. Mereka menjanjikan tampil lebih baik pada putaran kedua di Malang, pekan depan.
KEDIRI, KOMPAS Hasil buruk dari putaran pertama babak empat besar kejuaraan bola voli Proliga 2019 di GOR Joyoboyo Kediri, Jawa Timur, 8-10 Februari, tak membuat tim putra Jakarta Pertamina Energi dan juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator patah semangat. Mereka menjanjikan kebangkitan pada putaran kedua di Malang, 15-17 Februari.
Putra Pertamina yang maju ke empat besar sebagai tim terbaik pada babak reguler justru memetik hasil kurang memuaskan. Mereka tiga kali kalah, 0-3, masing-masing dari Jakarta BNI 46, Palembang Bank SumselBabel, dan terakhir dari Samator.
Adapun bagi Samator, kemenangan pada hari terakhir di Kediri atas Pertamina cukup melegakan setelah pada dua laga pertama mereka ditekuk BNI 46 dan Bank SumselBabel, masing-masing 1-3.
Misi dua tim itu pada putaran kedua di Malang memang berat, yakni menyapu bersih semua laga untuk membuka jalan ke final. Pelatih Bhayangkara Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono di Kediri, Senin (11/2/2019), mengatakan, mereka akan fokus pada tiap laga, satu per satu. Mereka akan memperlakukan setiap laga bagaikan final. Hal itu untuk memotivasi pemain agar mengerahkan kemampuan terbaik.
Tim asal Surabaya ini juga akan melakukan evaluasi dan persiapan optimal sebelum putaran kedua dimulai. ”Fokus pembenahan tetap pada pengembalian bola pertama, blok, dan servis,” kata pelatih putra terbaik Proliga 2018 itu.
Adapun Manajer Tim Pertamina Dedi Kurniawan mengakui peluang timnya memang berat. Namun, mereka berprinsip tiada yang tidak mungkin. ”Kami akan mengerahkan semua kekuatan terbaik di putaran kedua nanti,” ujarnya.
Waspada
Tekad ini perlu diwaspadai BNI 46 dan Bank SumselBabel, dua tim yang tampil gemilang di Kediri. Saat kedua tim bertemu pada penutup putaran pertama, keduanya tampil habis-habisan dalam laga yang berlangsung hingga Senin dini hari. Setelah bertarung hampir tiga jam, BNI 46 akhirnya menang atas Bank SumselBabel, 3-2 (15-25, 25-23, 31-29, 15-25, 16-14).
Bagi pelatih kedua tim, hasil tersebut dinilai adil. Kekuatan kedua tim dinilai seimbang, dengan fokus dan keberuntungan dimiliki BNI 46 di akhir laga.
Pelatih BNI 46 Samsul Jais mengakui timnya beruntung bisa lebih fokus pada set terakhir. Hal itu menjadi kunci yang membuat mereka dapat membalikkan keadaan, tertinggal 13-14, lalu merebut tiga poin terakhir menjadi 16-14.
”Laga ini bukan lagi adu taktik, strategi, atau kemampuan teknis, karena kedua tim kekuatannya seimbang. Laga ini adalah pertarungan mental. Tim kami bisa menjaga mentalitas hingga akhir sehingga tetap fokus merebut kemenangan,” ujarnya.
Adapun Pelatih Bank SumselBabel Pascal Wilmar mengatakan, timnya lengah saat unggul 14-13 pada set kelima. Setelah tim lawan mendapat angin, mereka sulit mengejar. ”Tetapi, saya puas. Ini modal berharga untuk tim. Apalagi kami masih dapat 1 poin karena kalah 2-3,” katanya.
Dengan demikian, putra BNI 46 menutup putaran pertama empat besar dengan nilai 8, disusul Bank SumselBabel dengan nilai 7. Mereka berada di posisi terdepan untuk lolos ke grand final Proliga, dan hanya perlu memetik dua kemenangan di Malang untuk mempertahankan posisi mereka.
Berbeda dengan kondisi tim putra, satu kaki tim putri Pertamina Energi telah menjejak final setelah menyapu bersih tiga laga dengan nilai 9. Mereka hanya membutuhkan satu kemenangan lagi di Malang untuk memastikan tempat di grand final.
Satu posisi lagi di final akan diperebutkan Jakarta PGN Popsivo Polwan (poin 5) dan BNI 46 (Poin 3). Di posisi buncit ada Bandung Bank BJB Pakuan dengan 1 poin.
Pelatih Popsivo Chamnan Dokmai mengakui Pertamina sangat kuat, terutama dengan kehadiran pemain asal Dominika, Bethania De La Cruz. (DRI)