JAKARTA, KOMPAS—PT PAM Lyonnaise Jaya atau Palyja mulai menginvestigasi penyebab pasokan air tersendat untuk sejumlah rumah di Kampung Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Agar investigasi lancar, Palyja meminta pelanggan yang terdampak membolehkan tim menggali sejumlah titik guna mengetahui kondisi pipa jaringan.
Corporate Communications and Social Responsibilities Division Head Palyja, Lydia Astriningworo, menuturkan, Palyja sebelumnya sudah menerima pengaduan pelanggan air dari RW 003 dan RW 004 Kelurahan Penjaringan, yang masuk dalam area Kampung Luar Batang.
“Kami memahami kekecewaan yang dialami pelanggan dan memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ucap dia dalam keterangan tertulis, Selasa (12/2/2019).
Palyja merupakan mitra swasta perusahaan daerah air minum Jakarta, PAM Jaya, yang mendapat hak eksklusif untuk mengelola dan mendistribusikan air minum di wilayah barat Jakarta, termasuk Luar Batang.
Terkait pengaduan dari warga RW 003, Lydia mengatakan, pihaknya mencoba menyelesaikannya dengan jalan menggali beberapa titik di RT 003, 004, 005, dan 007 untuk mengetahui kondisi air di pipa jaringan. Namun, warga tidak membolehkan penggalian dengan alasan warga hanya meminta penambahan tekanan.
Palyja kembali berkoordinasi dengan pengurus RW 003 kemarin Senin (11/2/2019) agar warga setuju dengan penggalian. Perusahaan ini sudah mensurvei kembali lokasi-lokasi yang akan untuk test pit (penggalian). Kali ini, warga disebut sudah menyepakati penggalian di titik-titik tersebut.
“Pekerjaan penggalian sudah dimulai kemarin (Senin) malam),” ujar Lydia.
Selain dengan penggalian untuk investigasi, perbaikan layanan juga diupayakan Palyja dengan optimasi agar tekanan air bertambah ke Luar Batang. Caranya, melakukan koneksi ke pipa 150 PVC (polyvinyl chloride) dan pipa 600 HDPE (high density polyethylene) yang sudah dijalankan sejak 2017 lalu.
Optimasi lainnya, pada Desember 2018, Palyja melakukan penggalian dan koneksi pipa yang berada di Jalan Luar Batang 4. Hasilnya, Palyja mengklaim suplai air sudah mengalir baik bagi beberapa pelanggan yang menyampaikan keluhan.
Sebelumnya, Sekretaris Masjid Jami Keramat Luar Batang dan warga RT 004 RW 003 Kelurahan Penjaringan, Sulaemansyah, pernah menyampaikan keluhan dan dimuat di Kompas.id pada 13 Desember tahun lalu. Masalah tidak lancarnya air perpipaan dialami sekitar 500 keluarga di empat RT pada RW 003, yaitu di RT 003, 004, 005, dan 007.
Menurut dia, setelah pemuatan berita itu, beberapa hari kemudian air mengalir, tetapi hanya selama satu hari. Air lalu tidak lancar lagi hingga sekarang. ”Setengah bulan ini, air sama sekali tidak mengalir,” ujarnya saat ditemui hari Minggu (10/2/2019).
Saat meninjau area yang kesulitan air di RT 007 RW 003 pada hari Minggu, warga beramai-ramai keluar rumah, meminta keluhan mereka disampaikan. Sebagian bertanya kepada Sulaemansyah, kapan air akan mengalir. Sebab, air tidak kunjung keluar dari keran, warga terpaksa membeli air berbekal gerobak dan jeriken.
Hal itu juga dialami Burang Muji. Pedagang ikan di Muara Baru tersebut dalam sehari membeli air dua gerobak dari sebuah rumah di RT 002 RW 002 Penjaringan. Setiap gerobak terdiri atas delapan jeriken, setiap jeriken berkapasitas 40 liter. Ia membayar Rp 10.000 per gerobak air ditambah harus mendorong sendiri gerobak ke rumahnya, kemudian mengembalikan gerobak itu ke tempat penjual air.