JEMBER, KOMPAS – Hujan deras disertai angin kencang melanda sejumlah tempat di Jember dalam sepekan terakhir. Dampaknya tiga ruang kelas milik Madrasah Tsanawiyah Fatur Rahman ambruk.
Akibatnya, siswa terpaksa belajar di tenda darurat milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember. Tenda tersebut didirikan di halaman sekolah tepat di depan bangunan yang roboh.
Ruang kelas yang mabruk merupakan bangunan untuk kelas 7A,7B, dan 8A. Bangunan tersebut nyaris rata dengan tanah sekitar pukul 00.00 Sabtu (9/2/2019). Saat itu di sekitar lokasi kejadian hujan lebat dan angin kencang selama 2 hari berturut, Sabtu dini hari, 9 Februari 2019.
Ketua Yayasan Fatur Rahman Umi Farida mengatakan bangunan kelas yang ambruk tersebut memang sudah mengalami kerusakan. Sejak gempa di Lombok September 2018, sejumlah dinding mengalami keretakan.
“Selain retak kayu peyangga genting juga patah. Sejak saat itu, bangunan kelas sebenarnya sudah jarang kami fungsikan untuk belajar karena khawatir roboh. Beruntung robohnya bangunan kelas kemarin malam hari saat tidak ada aktifitas di sekolah,” tutur Farida Selasa (12/2/2019).
Bangunan yang roboh tersebut merupakan bangunan baru yang dibangun 2009. Sementara ruang kelas lain yang dibangun pada tahun 2013 tidak terdampak dan masih dapat difungsikan untuk belajar mengajar.
Selasa (12/2/2019) merupakan hari pertama kegiatan belajar mengajar berjalan efektif. Setelah sebelumnya pada Senin (11/2/2019) sebagian besar siswa tidak masuk sekolah karena khawatir bangunan sekolah kembali rubuh sebab saat itu di lokasi kejadian hujan masih mengguyur cukup deras.
Sementara itu, di Kecamatan Puger Badan SAR Nasional Jember masih fokus melakukan pencarian terhadap Nahrowi (30) warga Sadengan yang hilang akibat terseret arus Sungai Sadengan sejak Minggu (10/2/2019).
“Hujan deras membuat debit air Sungai Sadengan meningkat. Saat itu, korban justru menyeberangi sungai hingga akhirnya, terseret, hilang dan tenggelam. Sungai tersebut mengarah ke Muara Plawangan yang mengarah ke Samudera Hindia,” tutur Koordintor Pos Basarnas Jember Asnawi Suroso.
Asnawi mengatakan pencarian sudah dilakukan dengan menyisiri Sungai Sadengan. Penyisiran dilakukan menggunakan perahu karet dari titik terakhir korban terlihat hingga Muara Plawangan yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 45 menit.
Operasi pencarian pada Selasa (12/2/2019) sudah mulai dilakukan di wilayah perairan di sekitar Muara Payangan. Sementara pada hari ini Rabu (13/2/2019) operasi pencarian akan semakin diperluas ke Arah Barat.
“Bila pencariaan besok (hari ini) tidak membuahkan hasil, kemungkinan korban sudah terseret ke tengah laut lepas dan mengarah ke barat karena saat ini arus mengarah ke Barat. SAR Jember menyiagakan 20 personel untuk operasi pencarian,” tutur Asnawi.
Sementara itu operasi pencarian SAR Jember pada peristiwa tenggelamnya empat orang guru asal Jombang di Pantai Payangan, Kecamatan Ambulu dihentikan. Pasalnya korban Mohammad Hasan (23) yang sempat dinyatakan hilang akhirnya ditemukan tewas.
Pada Minggu (10/2/2019) Hasan beserta rekan-rekannya sesame guru berwisata di pesisir pantai payangan. Tingginya ombak membuat Hasan dan tiga orang rekannya yaitu Yudha Mahardika (34), Zakiyah (30) dan Yannik Susanty (34) terseret ke tengah laut.
Beruntung Yannik bisa selamat setelah berenang ke tepian, sementara Yudha dan Zakiyah ditemukan meninggal dunia. Jenasah Yudha dan Zakiyah langsung dapat dievakuasi beberapa jam setelah kejadian, sementara jenasah Hasan baru ditemukan kemarin sekitar 2 km dari lokasi kejadian.