Sistem Satu Arah Diterapkan di Dukuh Bawah, Pengendara Kebingungan
JAKARTA, KOMPAS - Dinas Perhubungan DKI Jakarta mulai menerapkan uji coba sistem satu arah (SSA) di kawasan Dukuh Bawah, Jakarta Selatan, Selasa (12/2/2019). Uji coba akan dilaksanakan selama dua pekan mulai 12 Februari-26 Februari 2019.
Sistem satu arah diterapkan dari Jalan Jenderal Sudirman ke arah Karet/Tanah Abang dan Manggarai. Jalan menurun dari Jalan Jenderal Sudirman ke arah tersebut mulai ditutup sejak Selasa pagi sekitar pukul 09.00.
Tiga mobil Dinas Perhubungan terlihat bersiaga di lokasi untuk memberitahukan penutupan jalan tersebut. Mobil itu juga dilengkapi dengan layar pengumuman sistem satu arah.
Setelah jalan itu ditutup, pengendara maupun bus transjakarta harus sedikit memutar ke putaran di dekat Halte Dukuh Atas atau gedung Landmark. Jarak putaran balik itu tidak terlalu jauh hanya sekitar 100 meter. Namun, bus transjakarta terlihat cukup kesulitan berputar balik karena turunan yang curam.
Selain itu, sistem satu arah juga diterapkan di Jalan Galunggung ke arah Setiabudi. Jika sebelumnya di jalan tersebut bisa digunakan untuk lalu lintas dua arah, sekarang kendaraan yang akan mengarah ke Setiabudi harus berputar mengelilingi Waduk Setia Budi Barat.
Kendaraan sudah tidak bisa lurus ke arah Jalan Galunggung yang berada di tepi Kali Ciliwung. Jika ingin mengarah ke Karet atau Pejompongan, kendaraan dari arah Jalan Galunggung pun harus berputar mengelilingi gedung Landmark dan berputar di kolong Dukuh Bawah.
Sementara itu, dari arah Karet atau Pejompongan kendaraan dilarang berbelok kanan ke arah gedung Landmark. Sebagai gantinya, kendaraan harus lurus ke arah Jalan Galunggung kemudian berbelok kanan di dekat Waduk Setiabudi Barat.
Kendaraan dari arah Jalan Setiabudi Tengah juga dilarang berbelok kanan ke arah Waduk Setiabudi Barat. Kendaraan harus berputar mengelilingi gedung Landmark sebelum berbelok ke arah Jalan Galunggung untuk menuju ke Manggarai.
Meskipun banyak petugas Dinas Perhubungan dan Kepolisian bersiaga di lokasi, banyak pengendara jalan yang masih kebingungan. Mereka beberapa kali berhenti untuk menanyakan rute baru setelah sistem satu arah diterapkan.
Sejumlah rambu lalu lintas juga sudah dipasang di lokasi untuk memudahkan para pengendara. Selebaran kecil berupa informasi sistem satu arah juga dibagikan para petugas Dishub ke pengendara jalan.
Yoto (52), pengendara ojek daring yang mangkal di sekitar Stasiun Sudirman mengatakan, karena baru hari pertama diterapkan, ia masih kikuk dengan perubahan yang terjadi.
Dari pangkalannya di Dukuh Bawah misalnya, ia agak kesulitan jika ingin ke arah Setiabudi karena tidak bisa langsung. Ia harus berbelok dulu mengelilingi gedung Landmark, ke arah Jalan Galunggung, kemudian baru berbelok ke Jalan Setiabudi Tengah.
“Belum terbiasa jadi masih kikuk dan bingung. Nanti kalau sudah beberapa hari pasti terbiasa," kata Yoto.
Menurut Yoto, keruwetan akan terjadi terutama pada saat sore hari mengingat jalan tersebut adalah jalan alternatif ke arah Tanah Abang, Pejompongan, maupun Menteng dan Manggarai.
Pada sore hari, volume kendaraan lebih banyak karena beberapa pengemudi mencari jalur alternatif. Hal ini harus bisa diantisipasi oleh petugas Dishub dan Kepolisian yang berjaga di lokasi.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto mengatakan, sebelum diterapkan uji coba pada Selasa pagi, sosialisasi kepada pengendarai sudah dilakukan selama satu bulan. Beberapa pemangku kepentingan juga sudah diundang untuk menyosialisasikan kebijakan sistem satu arah ini.
”Untuk mengantisipasi pengendara yang masih kebingungan dengan uji coba penerapan sistem satu arah ini, kami akan menempatkan petugas di lima titik sekitar Dukuh Bawah," ujar Christianto.
Ada sekitar 15-20 petugas gabungan dari Dishub dan Kepolisian yang akan berjaga di lima titik di sekitar lokasi. Mereka akan mengurai lalu lintas, menunjukkan arah yang benar hingga mencegah konflik terjadi di lapangan.
Menurut Christianto, sistem satu arah diterapkan dalam rangka penataan kawasan transit oriented development oriented (TOD) Dukuh Atas. Seperti diketahui, nantinya kawasan Dukuh Atas akan menjadi pusat integrasi dari semua angkutan umum massal baik itu moda raya terpadu (MRT), kereta ringan (LRT), KRL commuter line, hingga transjakarta.
Selain itu, kawasan itu merupakan kawasan perkantoran dan perhotelan dengan lalu lintas yang sangat padat pada jam sibuk.
"Ini merupakan langkah awal penataan kawasan Dukuh Atas yang dimulai dari kawasan Dukuh Bawah. Selain itu juga persiapan operasional MRT pada bulan Maret karena kami prediksi tingkat pergerakan orang akan meningkat," kata Christianto.