Sungai Meluap, Lima Desa Terendam Banjir
Curah hujan tinggi di sejumlah wilayah di Tanah Air mengakibatkan sungai meluap. Di Kalimantan Tengah, air luapan anak Sungai Barito merendam ratusan rumah di lima desa.
PALANGKARAYA, KOMPAS Curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa anak Sungai Barito di Kalimantan Tengah meluap. Ratusan rumah di empat desa di Kabupaten Barito Utara dan satu desa di Kabupaten Kotawaringin Timur terendam banjir hingga setinggi 1 meter.
Empat desa di Kabupaten Barito Utara itu meliputi Desa Luwe Hilir, Desa Karendan, Desa Muara Inu, dan Desa Kuwari. Sementara satu desa di Kotawaringin Timur yang terendam adalah Desa Sei Ubar.
Banjir di Barito Utara terjadi sejak Minggu (10/2/2019) malam hingga Senin pagi. Sementara di Kotawaringin Timur, banjir melanda sejak Senin pagi.
”Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan beberapa anak Sungai Barito meluap. Kalau dari laporan, sekitar 80 persen wilayah desa-desa itu terendam,” kata Kepala Subbidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan, kemarin, di Palangkaraya.
Belum diketahui berapa jumlah rumah yang terendam di Kabupaten Barito Utara. Namun, jalan dan jembatan terendam sehingga tidak bisa diakses masyarakat.
”Kami siapkan satu speedboat untuk pemantauan. Belum ada yang mengungsi, warga masih berada di rumah. Tidak ada korban jiwa,” kata Alpius.
Di Kotawaringin Timur, tepatnya di Desa Sei Ubar, sedikitnya 115 rumah terendam banjir. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf mengungkapkan, air berangsur surut, tetapi masih merendam rumah warga. Beberapa warga mengungsi ke rumah kerabatnya yang tidak terendam banjir.
”Kami menyiapkan pengungsian dan bantuan juga sudah disebarkan, tetapi warga memilih mengungsi di rumah kerabatnya,” kata Yusuf.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya, Renianata, mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam dua hari ke depan di seluruh wilayah Kalteng. Hujan lebat akan disertai dengan angin dan petir.
”Angin kencang akan menimbulkan gelombang tinggi di wilayah pesisir dan perairan selatan Kalteng,” kata Renianata.
Pemprov melalui surat edaran dari Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri memberikan peringatan cuaca ekstrem. Semua instansi terkait diminta memantau dampak dari cuaca ekstrem tersebut.
Benahi tanggul jebol
Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga Senin sore, petugas BPBD bersama masyarakat berupaya membenahi tanggul Sungai Cibingbin yang jebol.
Seperti diberitakan sebelumnya, tanggul sungai yang jebol saat hujan lebat pada Sabtu (9/2) malam mengakibatkan banjir bandang di perumahan Jati Endah Regency, Desa Jatiendah, Kabupaten Bandung. Tiga orang meninggal serta belasan rumah dan kendaraan rusak.
Dalam perbaikan tanggul itu, satu alat berat dikerahkan untuk membuat beronjong. Warga juga mulai membersihkan lumpur yang menutupi jalan.
Banjir bandang di wilayah itu ditengarai dipicu minimnya daerah resapan akibat pembangunan perumahan di daerah sempadan Sungai Cibingbin. Sebagian warga juga membangun tembok rumah tepat di pinggir sungai.
”Perangkat desa sering mengingatkan warga menanam pohon di pinggiran sungai untuk mencegah longsor. Namun, hal itu tidak digubris. Banyak warga masih membangun tembok tepat di pinggir sungai,” kata Aufaridzi (21), warga RW 16 Desa Jatiendah.
Bupati Bandung Dadang Nasser mengatakan akan mengevaluasi pembangunan di sekitar aliran Sungai Cibingbin. Untuk perumahan di sekitar sungai seharusnya warga menyediakan lahan terbuka hijau yang ideal dan tidak membuat bangunan permanen.
”Warga seharusnya ikut aturan. Sebaiknya untuk dataran tinggi seperti itu dibuat perbandingan 40 persen bangunan dan 60 persen ruang terbuka hijau. Kalau daerah resapan air berkurang, saat musim hujan biasanya air akan mengalir sangat deras,” katanya.
Longsor di Semarang
Hujan deras yang mengguyur kawasan perbukitan di Bumirejo, Kelurahan Pudakpayung, Kota Semarang, Jawa Tengah, kemarin sore, menyebabkan Sungai Pudakpayung meluap.
Akibatnya, bantaran sungai tergerus dan longsor sehingga menimpa satu rumah. Salah satu penghuni, Sri Murtini (45), hilang, diduga tertimbun longsoran atau hanyut. (IDO/RTG/WHO)