Nyonya Ani Yudhoyono atau Kristiani Herrawati mengidap penyakit kanker darah atau leukemia dan sejak Sabtu (9/2/2019) dirawat di National University Hospital, Singapura. Saat ini, ia masih menjalani tahap awal pengobatan melawan leukemia.
Ny Ani ditempatkan pada ruangan khusus. Dokter ingin memastikan kondisinya stabil dan daya tahan tubuhnya terjaga selama pengobatan. Saat ini, ia tidak boleh berinteraksi secara langsung dengan keluarga ataupun tamu yang berkunjung.
Agus Harimurti Yudhoyono, yang tengah berada di Singapura, Rabu (13/2/2019) malam, berbicara kepada Kompas di Jakarta melalui telepon seluler. Mantan perwira TNI, yang kini menjabat Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat, tersebut menuturkan kondisi terkini Ny Ani dengan suara perlahan dan terkadang mengambil jeda pada bagian tertentu sebelum melanjutkan ucapannya.
Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana kondisi terakhir Ny Ani?
Keluarga dalam kondisi baik dan memang terus mendampingi Ibu dalam perawatan di Singapura. Ibu masih dirawat secara intensif dan dalam tahapan awal pengobatan melawan leukemia. Kondisi Ibu harus dijaga agar stabil daya tahan tubuhnya walaupun ada efek dari pengobatan.
Ibu ditempatkan di ruangan perawatan khusus dan tidak bisa dikunjungi secara langsung. Interaksi dengan keluarga juga dibatasi. Dokter melakukan itu untuk menghindari infeksi. Dengan berat hati mohon maaf kepada yang menjenguk dari Tanah Air. Terima kasih atas dukungan moral. Ibu harus dijaga kondisinya.
Ada beberapa metode dalam pengobatan leukemia. Apa pengobatan yang dijalani oleh Ny Ani?
Secara medis, dokter yang lebih paham untuk menjelaskan. Setahu saya, dari obrolan dengan dokter, ada beberapa metode. Saat ini, Ibu mendapatkan obat tertentu dan injeksi. Selebihnya, akan diobservasi efektivitas dari pengobatan saat ini. Kami berikhtiar dan berdoa agar melalui tangan siapa pun, tim dokter Singapura dan Tim Dokter Kepresidenan. Mudah-mudahan tersedia metode yang mempercepat proses pengobatan.
Bagaimana awalnya hal ini diketahui?
Inilah yang memang sangat mengagetkan. Kami tahu persis Ibu adalah orang yang tangguh dan kuat serta aktif berkegiatan mendampingi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke mana pun. Januari lalu, Ibu masih mendampingi Pak SBY ke Sumatera Utara dan Aceh.
Pulang dari Aceh, kondisi Ibu langsung drop. Kami menduga kecapaian karena jalan jauh. Tes darah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto menunjukkan indikasi yang cukup mengherankan. Ada penurunan trombosit, leukosit, dan hemoglobin.
Dokter menyarankan, Ibu segera dibawa ke Singapura. Katanya, National University Hospital, Singapura, salah satu yang terbaik dalam penanganan kasus serupa. Kami masih berharap tidak terjadi sesuatu yang serius. Sangat berat mendengar hasil diagnosis tersebut. Leukemianya cukup agresif dan harus ditangani dengan serius.
Adakah pesan khusus bagi masyarakat?
Sekali lagi, terima kasih banyak dan tulus dari lubuk hati. Banyak sekali yang mendoakan dari berbagai kalangan, termasuk melalui media sosial. Doa dan perhatian jadi kekuatan tersendiri dalam melawan kanker. Ibu membutuhkan semangat untuk menjalani prosedur medis dengan sabar. Pengobatan membutuhkan waktu dan kesabaran. Sebisa mungkin (kami) mendampingi Ibu dalam pengobatan. Mudah-mudahan jadi kekuatan tersendiri.
Sedikit di luar topik. Bagaimana dengan kampanye untuk Pemilihan Legislastif 2019?
Kami memutuskan bahwa prioritas saat ini ialah mendampingi demi kesembuhan Ibu. Saya sedapat mungkin menyiapkan diri untuk menjalankan tugas di Partai Demokrat demi menyukseskan pemilihan legislatif. Ibu masih mengingatkan untuk menjalankan tugas sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Partai Demokrat) untuk menyapa masyarakat. Banyak acara yang tertunda dan batal. Lagi-lagi, saya dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) harus tetap menjaga dan menjalankan tugas di Tanah Air. Kami akan mengatur waktu untuk kampanye.
Pak SBY memutuskan secara penuh mendampingi Ibu. Kesehatan Ibu menjadi yang pertama dan utama. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)