“Coworking Space" Kian Merambah Pusat Bisnis Jakarta
Penyediaan ruang kerja bersama atau coworking space semakin masif dalam 2-3 tahun terakhir. Pengelola coworking space mulai mengisi gedung-gedung perkantoran premium dan kelas A di kawasan pusat bisnis Jakarta.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI / MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penyediaan ruang kerja bersama atau coworking space semakin masif dalam 2-3 tahun terakhir. Sejalan dengan itu, coworking space mulai mengisi gedung-gedung perkantoran premium dan kelas A di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta.
Konsultan properti JLL merilis, sebanyak 33 persen dari penyerapan ruang perkantoran di CBD Jakarta pada tahun 2018 dilakukan oleh coworking space. Terdata sebanyak 120.000 meter persegi (m2) ruang perkantoran di CBD Jakarta dioperasikan sebagai coworking space dan kantor sewa siap pakai (service office).
Head of Research JLL James Taylor, mengemukakan, penyerapan gedung perkantoran CBD Jakarta untuk coworking space dan service office tumbuh 60 persen jika dibandingkan tahun 2017. Muncul tren coworking space yang sebelumnya banyak mengisi ruang perkantoran kelas (grade) B dan C di CBD Jakarta kini bergeser mengembangkan bisnisnya ke gedung perkantoran kelas A.
“Operator coworking space yang mengisi gedung perkantoran grade A berasal dari perusahaan internasional maupun lokal. Penggunaan coworking space itu didominasi oleh perusahaan berbasis teknologi dan usaha rintisan,” kata James, dalam paparan Jakarta Property Market Update Triwulan IV-2018, di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
sebanyak 33 persen dari penyerapan ruang perkantoran di CBD Jakarta pada tahun 2018 dilakukan oleh coworking space.
Saat ini terdata 41 operator coworking space dan service office di CBD Jakarta atau tumbuh 8 persen jika dibandingkan tahun 2017. Selama ini, coworking space didominasi oleh grup perusahaan lokal yang menempati gedung kelas B dan C. Namun, sejak semester II-2018, coworking space yang dioperasikan oleh grup internasional dan lokal semakin merambah ke gedung kelas A.
Secara terpisah, Senior Associate Director Office Services Colliers International Indonesia Jachinta Herzog, mengungkapkan hal senada. Semakin banyak coworking space merambah gedung perkantoran kelas premium dan A di CBD Jakarta. Hal ini sejalan dengan permintaan dari penyewa coworking space yang kini tidak sebatas usaha rintisan, tetapi juga korporasi besar dan ternama. Coworking space menawarkan ruang kantor yang lebih fleksibel dalam hal luasan dan masa sewa.
“Semakin banyak coworking space masuk ke CBD Jakarta, karena permintaan dari penyewa atau member. Tren ke depan, semakin banyak coworking space akang mengisi gedung perkantoran di CBD,” ujarnya.
Jachinta menambahkan, kemampuan ekspansi coworking space ke gedung premium dan kelas A CBD Jakarta juga ditopang oleh pendanaan yang didapat coworking space dari investor dalam dan luar negeri. Di sisi lain, tarif sewa perkantoran gedung premium dan kelas A yang terkoreksi menurun dalam beberapa tahun terakhir juga mendorong coworking space mampu menyewa ruang perkantoran untuk jangka waktu cukup panjang hingga 5-10 tahun.
Mendekati komunitas
Presiden Coworking Indonesia (komunitas sekaligus asosiasi pengelola coworking space) Faye Scarlet Alund yang dihubungi Kompas, Rabu (13/2/2019), di Jakarta, mengatakan, setiap pengelola coworking space memiliki pendekatan model bisnis, fokus, serta target pasar berbeda-beda. Pendekatan-pendekatan tersebut tergantung visi pendirinya.
"Pengelolaan bisnis coworking space mirip seperti restoran dan hotel. Fokus program yang ditetapkan oleh pengelola coworking space bisa beririsan dengan sektor industri lainnya, misalnya pendidikan dan gaya hidup," ujar dia.
Bagi beberapa pengelola coworking space, kawasan segitiga emas ataupun CBD di Jakarta menarik. Pengelola seperti ini cenderung memilih target pemilik usaha rintisan bidang teknologi yang sudah mapan dan pebisnis asing. Oleh karenanya, mereka membangun coworking space di menara perkantoran.
Ada pula beberapa pengelola coworking space yang memang visinya menitikberatkan komunitas. Maka, mereka memilih mengembangkan coworking space yang lokasinya berdekatan dengan komunitas. Program-program kegiatannya pun selalu dibuat relevan dengan komunitas. Ruang-ruang tersedia di coworking space mereka umumnya disewa oleh perusahaan rintisan bidang teknologi yang baru mulai berkembang.
Faye mengakui sekarang sedang terjadi tren bekerja di coworking space sebagai suatu hal yang kekinian dan prestisius. Tidak salah jika kemudian ada beberapa pengembang properti berskala besar memilih terjun mengembangkan coworking space di salah satu proyek menara pencakar langit mereka.