JAKARTA, KOMPAS — Kelompok masyarakat yang digolongkan sebagai generasi milenial ditengarai membawa pandangan dan tuntutan berbeda ketika berinvestasi. Selain melihat kinerja emiten, mereka juga menuntut investasi tersebut berdampak bagi masyarakat dan lingkungan.
Berdasarkan riset pada 2015 terhadap 2.000 investor dan pada 2017 terhadap 1.000 investor di Inggris, hasilnya konsisten menunjukkan kaum milenial memiliki keinginan agar investasi mereka berdampak lebih luas. Dampak lingkungan terkait kesehatan, air bersih, dan edukasi. Adapun mereka yang digolongkan kelompok milenial adalah yang lahir mulai tahun 1980-an hingga 1999.
”Kalau biasanya investasi tradisional bicaranya soal imbal hasil atau return, tapi sekarang mereka bicara kinerja dan bagaimana memberi sesuatu atau berkontribusi positif di luar berderma atau sumbangan atau tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),” kata Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma dalam temu media, Selasa (13/2/2019), di Jakarta.
Menurut Vivian, sikap atau prinsip memikirkan kondisi lingkungan dan sosial juga mulai muncul di kelompok milenial di Indonesia. Selain memiliki konsep berinvestasi yang berbeda, jumlah mereka juga semakin besar. Diperkirakan, perubahan konsep berinvestasi yang berbeda dari generasi sebelumnya itu karena mereka telah dihadapkan pada masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup sejak dini.
Beberapa sektor yang diproyeksikan berpotensi besar untuk konsep investasi yang berdampak nyata adalah sektor energi, pertanian, dan air. Di sektor-sektor tersebut, investor milenial tidak hanya memetakan emiten berkinerja bagus, tetapi juga secara aktif berdampak pada masyarakat dan lingkungan hidup.
Bagi PT BNP Paribas Investment Partners, segmen ini menjadi potensi pasar yang akan terus berkembang di masa mendatang. Oleh karena itu, mereka meluncurkan reksa dana indeks BNP-Paribas Sri-Kehati. Mereka bekerja sama dengan Yayasan Kehati dalam menyusun reksa dana indeks yang juga dimaksudkan untuk pelestarian lingkungan dan sosial.
Adapun reksa dana indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham. Saat ini, jumlah investor reksa dana sekitar 1 juta single investor identification (SID).
Saat ini produk reksa dana tersebut dipasarkan bekerja sama dengan Bank Permata melalui platform digitalnya. Metode pemasaran secara digital atau melalui platform pemasaran dalam jaringan akan terus ditingkatkan agar bisa menjangkau lebih banyak calon investor dari kelompok milenial.
”Kalau nilai target agak sulit diperkirakan. Tapi kalau bisa mencapai Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar tahun, ini sudah merupakan pencapaian,” ujar Vivian. Sampai akhir Januari, total dana kelolaan PT BNP Paribas Investment Partners Rp 30,53 triliun.
Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Maya Kamdani menambahkan, salah satu program kerja sama dengan Yayasan Kehati yang terkait dengan produk reksa dana ini adalah penanaman sorgum di Nusa Tenggara Timur. Di sana sorgum dikembangkan untuk menjadi bahan pangan pokok pengganti beras. (NAD)