Damaskus, Rabu-Keluarga para milisi asing Negara Islam Irak dan Suriah terus meninggalkan wilayah yang dikontrol kelompok teror itu. Orang-orang itu melarikan diri dari gempuran milisi Kurdi Suriah. Sementara para milisi, yang sebagian diduga orang Turki, masih berupaya melawan.
Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) mencoba mempertahankan wilayah terakhir mereka dekat Baghouz, Suriah. Wilayah empat kilometer persegi di perbatasan Irak-Suriah itu adalah sisa dari 88.000 kilometer persegi yang pernah diklaim NIIS pada periode 2014-2016.
Milisi Kurdi Suriah, SDF, mengempur kubu terakhir NIIS itu sejak Sabtu (9/2/2019). Pasukan darat SDF dibantu jet-jet tempur dan artileri koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat.
Juru bicara SDF Mustafa Bali mengatakan, warga sipil terus meninggalkan area pertempuran. Pada Selasa (12/2/2019) malam, sebanyak 600 warga sipil meninggalkan area itu. Sementara menurut kelompok pemantau HAM Suriah, SOHR, total 950 orang meninggalkan area itu sepanjang Selasa.
Dalam sebulan terakhir, SOHR memperkirakan 37.000 warga sipil meninggalkan area itu. Sebagian besar adalah keluarga dari milisi asing NIIS. Mereka meninggalkan daerah yang dikontrol NIIS menuju daerah yang dikendalikan SDF.
“Pemboman tidak bisa dibayangkan, kami lari dari satu tempat ke tempat lain,” kata salah seorang warga sipil yang melarikan diri dari area pertempuran, Hala Hassan (29).
Warga sipil terperangkap di area itu karena berbagai sebab. “DAESH (sebutan untuk NIIS dalama bahasa Arab) menutup jalan dan penyelundup meminta ribuan dollar AS (untuk mengeluarkan warga dari daerah NIIS). Tidak ada makanan. Kami makan rumput seperti domba,” katanya seraya menyebut milisi NIIS di area itu berasal dari banyak negara.
Pengungsi lain, Intisar Abdel-Hafez (30), mengatakan, bombardir tanpa henti membuat warga sipil sulit meninggalkan lokasi. Karena itu, ia dan keluarganya terperangkap di sana.
Milisi Asing
SDF memperkirakan hingga 600 milisi NIIS masih bertahan di area pertempuran. Sebagian dari mereka adalah milisi asing dan pimpinan NIIS. SDF menyebut hampir seluruh warga sipil sudah meninggalkan area itu. “Kami melihat perlawanan sengit milisi DAESH (sebutan NIIS dalam bahasa Arab). Sebagian orang asing, Irak, orang-orang Eropa. Ada banyak orang Turki. Kami bisa mendengar mereka di HT,” kata salah satu komandan SDF di lokasi, Adnan Afrin.
Pimpinan NIIS, Abu Bakar al-Baghdadi, dipekirakan sudah meninggalkan area itu. Beberapa waktu lalu, ia dan pengawalnya dilaporkan baku tembak dengan milisi asing NIIS. Ia dan pengawalnya selamat dari pertempuran sesama NIIS itu lalu diyakini melarikan diri ke tempat lain.
Perang melawan NIIS diperkirakan masih akan berlangsung dalam jangka panjang. “Musuh sangat tersebar dan milisi NIIS terus melancarkan serangan balik,” kata juru bicara koalisi, Kolonel Sean Ryan seraya menyatakan masih terlalu dini menanyakan kapan operasi di Baghouz dan seluruh Suriah akan berakhir.
Jika Baghouz direbut, masih perlu operasi pembersihan di sepanjang DAS Eufrat. Di daerah itu diduga banyak persembunyian milisi NIIS. Jika tidak ditumpas, mereka akan terus melancarkan perang gerilya.
Ryan mengatakan, operasi menumpas NIIS berjalan secara terencana. Operasi dilancarkan sejak September 2018 dan SDF terus menekan NIIS. (AFP/REUTERS)