BEIJING, RABU - Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin mengatakan, negosiasi perdagangan untuk mengakhiri perang dagang dengan China sejauh ini berjalan baik. Dirinya berharap negosiasi nantinya bisa menjadi “pertemuan yang produktif”. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataannya tersebut.
"Kami menantikan pembicaraan penting dalam beberapa hari ke depan," ujar Mnuchin singkat saat meninggalkan hotel di Beijing, Rabu (13/2/2019).
Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer telah tiba di Beijing pada Selasa (12/2/2019). Mereka dijadwalkan bertemu dengan wakil Perdana Menteri China Liu He yang merupakan penasihat tinggi ekonomi Presiden Xi Jinping dan gubernur Bank Sentral Yi Gang pada Kamis (14/2/2019) dan Jumat (15/2/2019).
Putaran terakhir negosiasi perdagangan AS-China di Beijing dimulai pada Senin (11/2/2019) dengan diskusi antar pejabat setingkat deputi yang menyiapkan aspek teknis termasuk mekanisme untuk menegakkan kesepakatan perdagangan.
Putaran sebelumnya yang diadakan akhir Januari berakhir dengan sejumlah kemajuan tapi tidak ada satupun kesepakatan dicapai sehingga banyak yang masih menjadi pekerjaan rumah.
Pengenaan tarif senilai 200 miliar dolar AS terhadap barang impor dari China dijadwalkan naik dari 10 persen ke 25 persen jika kedua negara tidak mencapai kata sepakat pada 1 Maret 2018. Hal ini berdampak pada sektor pertanian hingga elektronik.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, tenggat waktu pengenaan tarif bisa saja “mundur beberapa lama”. Namun, ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Ia berharap bisa bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk mencapai kesepakatan tertentu. Namun, ia tidak berencana untuk bertemu dengan Xi sebelum 1 Maret.
Sebelumnya, penasihat Trump menyebut 1 Maret sebagai “tenggat waktu yang tegas”. Tapi, trump menyebutkan bahwa penundaan bisa saja terjadi saat ini. Jika kesepakatan tidak tercapai maka kenaikan tarif akan tetap berlaku.
Pelaku bisnis dan anggota parlemen yang mengharapkan adanya penundaan pengenaan tarif kian bertambah. Sementara itu kedua pemerintahan sedang berjuang merundingkan permintaan AS agar China mengubah kebijakan strukturalnya untuk mengakhiri transfer rahasia perdagangan AS, membatasi subsidi pada industri, dan menegakkan hak atas kekayaan intelektual.
James Green, peneliti senior di Georgetown University, mengatakan dirinya yakin China ingin mengamankan pertemuan Xi-Trump dengan harapan bahwa pertemuan itu akan menghasilkan kesepakatan jangka pendek mengenai tarif.
Akan tetapi, ada keprihatinan yang tumbuh di AS terkait peningkatan kontrol negara terhadap ekonomi China, aktivitas militer di Laut China Selatan, dan masalah keamanan di perusahaan teknologi China.
Apabila kedua negara dapat mencapai kesepakatan tentang tarif pun, itu mungkin tidak berarti mengakhiri gesekan perdagangan keduanya.(REUTERS/AFP)