ROMA, RABU—Pemain muda AS Roma Nicolo Zaniolo (19) sudah bisa menjadi pahlawan di Stadion Olimpico, Roma, Rabu (12/2/2019) dini hari WIB. Zaniolo mencetak dua gol yang membawa timnya menang 2-1 atas Porto pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions itu. Kegembiraan ini tidak akan pernah terjadi jika saja Monchi tidak merekrut Zaniolo dari Inter Milan pada musim panas 2018.
Monchi, sapaan Ramon Rodriguez Verdejo, adalah mantan pemain sepak bola yang beralih menjadi pakar perekrutan pemain muda. Setelah bekerja keras membangun Sevilla sebagai Direktur Olahraga selama 16 tahun, Monchi hijrah ke Roma pada pertengahan 2016 untuk jabatan yang sama.
Di klub “Serigala Roma”, Monchi membangun filosofi bisnis yang menjadi ciri khasnya. Ia tidak segan menjual para pemain yang sudah matang dan nilainya melonjak seperti Mohamed Salah, Alisson Becker, Radja Nainggolan, atau Kevin Strootman. Lalu ia mencari pemain muda yang nilainya rendah tetapi punya potensi untuk berkembang.
Jurnalis sepak bola Italia, Andrea Tallarita, dalam kolomnya di laman Football-Italia, mengatakan Monchi berusaha membuat nilai (dilihat dari harga) pemain bisa tumbuh secara kolektif. Ketimpangan nilai yang sangat besar antarpemain sangat dihindari. Uang hasil penjualan pemain digunakan semaksimal mungkin untuk membeli aset yang sama, yakni pemain, pelatih, atau infrastruktur klub.
Namun, filosofi Monchi yang cukup berani ini langsung menuai protes para pendukung Roma. Penampilan tim yang tidak konsisten kemudian dianggap sebagai kesalahan strategi bisnis klub. Monchi dianggap melucuti kekuatan sendiri.
”Tidak ada salahnya menjual pemain. Dalam sepak bola semua klub menjual pemain. Saya hanya ingin membangun model ekonomi yang tepat agar klub stabil,” kata Monchi. Ujung dari semua kebijakan itu, kata Monchi, adalah untuk mendapatkan trofi di semua kompetisi.
Hasilnya tidak instan, karena ia membutuhkan waktu untuk mematangkan para pemain muda yang dibelinya. Namun, hal itu mulai terlihat seperti munculnya talenta muda asal Turki Cengiz Under (21), yang segera menjadi primadona setelah bergabung dengan Roma pada 2017.
Dua gol Roma menit ke-70 dan ke-76 menjadi kisah selanjutnya. Lewat dua gol itu, Zaniolo menunjukkan bakatnya mencari posisi dan menendang bola dengan tenang dan akurasi tinggi. Penampilan yang bisa membuat Inter kecewa. Untuk memperoleh Zaniolo, Roma menukarnya dengan Nainggolan yang sudah berusia 30 tahun.
”Kami punya pemain hebat, kami senang dan ia pantas menerima pujian,” kata pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco mengomentari Zaniolo yang musim ini sudah mencetak lima gol untuk Roma. September 2018, Zaniolo sudah dipanggil pelatih tim nasional Italia Roberto Mancini untuk mengikuti pelatnas. Mancini pun puas menyaksikan laga Roma vs Porto itu. (AFP/REUTERS)