Berantas Terorisme, Indonesia-Rusia Perkuat Kerja Sama
Pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan, anti-terorisme, dan keamanan siber. Hal ini sebagai upaya kedua negara dalam memelihara stabilitas dan keamanan di kawasan ASEAN dan global.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang keamanan, antiterorisme, dan keamanan siber. Hal ini sebagai upaya kedua negara dalam memelihara stabilitas dan keamanan di kawasan ASEAN dan global.
Kesepakatan itu diambil dalam Forum Konsultasi Bilateral (FKB) antara Pemerintah Indonesia dan Rusia, di Moskwa pada 13-15 Februari 2019.
Dalam pertemuan itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto hadir mewakili Indonesia, sedangkan Rusia diwakili oleh Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Nikolay Patrushev.
Wiranto mengatakan, pencegahan terorisme dan radikalisme menjadi pembahasan utama dalam pertemuan tersebut.
Kedua pihak pun berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama dalam bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang disertai dengan alih teknologi.
”Kami sepakat untuk memperkuat kerja sama tukar-menukar informasi data teroris dan sumber jalur keuangan bagi pendanaan terorisme, serta berkomitmen untuk memperluas kerja sama di bidang monitoring system atas lalu lintas keuangan perdagangan narkoba yang diduga menjadi sumber pendanaan kegiatan terorisme,” ujar Wiranto melalui keterangan pers yang diterima Kompas, Jumat (15/2/2019).
FKB itu juga dihadiri Duta Besar RI untuk Federasi Rusia M Wahid Supriyadi, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Wakil Menteri Hukum Federasi Rusia, serta pejabat tinggi sejumlah lembaga kedua negara.
Konsultasi bilateral itu sebenarnya merupakan pertemuan kelima antara Indonesia dan Rusia. Forum serupa selanjutnya direncanakan dilakukan di Indonesia pada tahun 2020.
Wiranto menegaskan, kesepakatan itu diambil untuk memelihara stabilitas keamanan dan memperkuat pertahanan di kawasan ASEAN dan global. Hal itu pula diyakini dapat mendorong peningkatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan bagi warga kedua negara.
Secara terpisah, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dave Akbarshah Laksono, mengatakan, pertemuan itu sangat penting agar ada langkah konkret dalam upaya penguatan pertahanan.
”Itu memberikan kesempatan kita untuk ada pelatihan militer bersama, saling tukar informasi, pembelian alutsista. Mutual benefit (keuntungan bersama) itu yang penting sebenarnya,” ujar Dave.
Meski demikian, menurut Dave, soal tukar-menukar informasi, pastilah tidak semua tentang informasi pertahanan Indonesia akan dibuka kepada Rusia. Sebab, hal itu menyangkut sistem pertahanan Indonesia pula di mata dunia.
”Tentu ada batasan-batasan (informasi yang diberikan) itu. Dalam rangka strategis pertahanan, pasti sudah ada perhitungannya,” katanya.
Dave menyebutkan, kerja sama penguatan pertahanan sebenarnya tidak hanya dilakukan dengan Rusia, tetapi juga dengan Singapura, Australia, China, India, Jerman, dan Pakistan. ”Karena kalau tidak begitu, kekuatan pertahanan kita tidak bisa mengglobal,” ujarnya.