Hasil Analisis Pergerakan Tanah di Lebak Jadi Acuan Relokasi
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
SERANG, KOMPAS – Pergerakan tanah di Desa Sudamanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, yang merusak permukiman warga tengah dianalisis. Hasil analisis Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut akan disampaikan Senin mendatang. Hasil analisis itu akan jadi acuan keputusan relokasi.
Menurut Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Berdnardi di Lebak, Jumat (15/2/2019), Badan Geologi mengirimkan dua peneliti ke desa itu, Selasa (12/2). Mereka melakukan identifikasi awal terkait pergerakan tanah di Desa Sudamanik.
Selain rumah-rumah yang rusak, peneliti Badan Geologi juga mengamati lahan dan aliran air, bahkan menerbangkan drone. Pergerakan tanah di Desa Sudamanik terjadi sejak akhir Januari 2019. “Kami sedang menunggu hasil analisis itu, apakah warga yang rumahnya rusak perlu direlokasi,” ujar Berdnardi.
Kemungkinan lain, yaitu penerapan teknologi tertentu yang memungkinkan warga masih bisa menghuni rumah masing-masing. Pergerakan tanah tersebut dipicu tingginya curah hujan. Menurut Berdnardi, tanah terus bergerak sehingga jumlah rumah rusak masih bisa bertambah.
Berdasarkan pengamatan, dinding sejumlah rumah di Desa Sudamanik retak dengan panjang hingga 3 meter. Di halaman beberapa rumah, terlihat rekahan yang sudah ditutupi pecahan keramik, batu, dan tanah. Sudut salah satu rumah juga terpisah celah selebar sekitar 3 sentimeter (cm).
Selain itu, jalan setapak terlihat retak dengan panjang sekitar 5 meter dan lebar 5 cm. Desa Sudamanik berada sekitar 50 kilometer sebelah selatan Kota Serang. Rumah-rumah yang rusak tersebar di dua wilayah, yaitu RT 01 dan 02 di RW 09, Kampung Jampangcikuning.
Data yang dihimpun para pengurus RT dan RW menunjukkan, sebanyak 114 rumah rusak. Jumlah itu meningkat dibandingkan pekan lalu sebanyak 104 unit. “Kami mengimbau masyarakat Desa Sukadana untuk tetap waspada,” ujar Berdnardi.
Penyelidik Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunara Dasa Triana mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data. “Kami harus menganalisis data geologi itu dan hasilnya akan disampaikan kepada Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Lebak,” ucapnya.
Berdasarkan pengamatan sementara, lanjut Yunara, Kampung Jampangcikuning masih aman untuk dihuni, tetapi hasilnya akan dipastikan Senin nanti. “Kami sudah mengimbau warga menambal keretakan dinding rumahnya. Jika kerusakan rumahnya meningkat, mereka diminta mengungsi,” ujarnya.
Warga Desa Sudamanik, Omi (58) mengatakan, sebagian dinding rumahnya kini terdiri atas batu bata dan anyaman bambu. “Sebelumnya, seluruh dinding itu terbuat dari batu bata. Dinding itu kemudian rusak karena pergerakan tanah. Saya cemas kerusakan bertambah parah,” ucapnya.