Dua pekan menjelang operasional komersial LRT Jakarta, prasarana kereta ringan ini masih dalam proses sertifikasi oleh Balai Pengujian Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
Kereta ringan atau LRT Jakarta di Stasiun Velodrome, Jakarta Timur, Jumat (11/1/2019).Dua pekan menjelang operasional komersial LRT Jakarta, prasarana kereta ringan ini masih dalam proses sertifikasi oleh Balai Pengujian Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
JAKARTA, KOMPAS - Sertifikasi prasarana atas kereta ringan atau LRT ini dibutuhkan untuk memastikan LRT rute Kelapa Gading-Rawamangun laik beroperasi. Sertifikat itu sekaligus menjadi salah satu dasar penerbitan izin operasional.
Prasarana yang tengah disertifikasi adalah depo, stasiun, serta trek utama (mainline). Proses sertifikasi prasarana dimulai sejak tahun lalu dan masih berlangsung hingga kini karena ada sejumlah perbaikan.
Adapun LRT yang dibangun PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ini ditargetkan beroperasi akhir Februari 2019.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko, Kamis (14/2/2019), menjelaskan, pihak LRT Jakarta masih harus memperbaiki aspek trek utama dan area depo.
Iwan Takwin, Direktur Proyek LRT Jakarta Jakpro, menambahkan, area depo penting sebagai tempat perawatan dan pemeliharaan kereta LRT kelak.
Direktorat Keselamatan Ditjen Perkeretaapian, menurut Iwan, menargetkan perawatan harian dan bulanan sudah siap saat LRT beroperasi. "Itu kami sudah siapkan di depo," jelas Iwan.
Ia menambahkan, depo LRT juga dilengkapi dengan area parkir (stabling) kereta LRT.
Targetnya, kata Iwan, akhir Februari sertifikat prasarana bisa keluar.
Sigit menambahkan, sertifikat itu akan menjadi bagian dari rekomendasi teknis yang dikeluarkan Dinas Perhubungan untuk penerbitan izin operasi oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Rekomendasi teknis lain yang dikeluarkan Dishub terkait dengan analisis dampak lalu lintas.
Selain rekomendasi teknis dari Dinas Perhubungan, ada sejumlah rekomendasi teknis dari dinas-dinas lain yang mesti dipenuhi. Salah satunya adalah rekomendasi teknis dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.
Hal lain yang juga dipastikan oleh Direktorat Keselamatan adalah semua prosedur standar operasional (SOP), urutan penanganan saat terjadi kondisi darurat, dan keselamatan sudah benar serta sesuai dengan standar. "Kami menyusun (SOP) pun bersama-sama," jelasnya.
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, memastikan semua transportasi publik yang beroperasi di DKI, memperhatikan aspek keselamatan.
"Salah satu indikator uji keselamatan itu beres adalah bila izin-izin sudah keluar. Jadi pastikan izin keluar, baru bisa operasi. Kami pastikan mereka berjalan sesuai izin yang ada," kata Anies.
Tahun lalu, pengujian atas sarana atau kereta juga dilakukan oleh tim penguji dari Balai Pengujian. Delapan rangkaian kereta LRT Jakarta atau total 16 unit kereta sudah menjalani tes statis dan dinamis. Seluruh kereta buatan Hyundai Roterm di Changwon, Korea Selatan, itu dinyatakan laik beroperasi dan sudah mengantongi sertifikat dari Kementerian Perhubungan.
Rencananya, satu rangkaian LRT akan terdiri dari dua kereta.
Uji coba
Terkait pengujian itu, Iwan melanjutkan, pada 15 Februari ini pihak LRT Jakarta melakukan uji coba (trial run).
"Ini dalam arti merunut. Kami trail run sekaligus check and recheck untuk memastikan semua. Kami minta tim operator memulai trial run untuk membiasakan dengan peralatan-peralatan, kereta-kereta yang ada. Jadi begitu nanti operasi komersial, sudah jalan, mereka (tim operator) sudah terbiasa," jelas Iwan.
Dengan semua proses yang masih berlangsung, pihak LRT Jakarta menargetkan LRT Jakarta bisa memulai operasional komersial di akhir Februari.
"Kami berusaha untuk itu. Sampai saat ini, persiapan on progress," jelas Iwan.