Manfaatkan Gawai, Warga Pedesaan di Lampung Menabung Saham
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Investasi saham di lantai bursa tidak hanya bisa dilakukan kaum urban perkotaan. Kini, memanfaatkan gawai, warga desa juga bisa menabung saham. Menabung saham menjauhkan warga dari investasi bodong.
Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, Lampung, contohnya. Di desa itu, sekitar 120 warga aktif menabung saham sejak tahun lalu. Desa itu merupakan satu-satunya desa menabung saham di Lampung.
Roziqin Sulaiman (41), seorang warga, menuturkan, dirinya mulai berinvestasi sejak Oktober 2018. Awalnya, ia ragu menabung saham karena kerap tertipu investasi bodong.
”Tahun 2004, saya pernah tertipu Rp 25 juta. Perusahaan investasi mengaku bangkrut. Dari situ, saya trauma mau investasi,” kata Roziqin saat ditemui di Desa Sidorejo, Jumat (15/2/2019).
Namun, dia yakin menabung saham setelah mendapat sosialisasi tentang menabung saham dari Riyan Ahmad, inisiator warga menabung saham di desa tersebut. Selain Riyan sebagai inisiator, warga juga mendapat pendampingan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Lampung.
Dengan modal Rp 100.000, Roziqin pun memberanikan diri menabung saham. ”Setelah dua minggu, uang saya bertambah menjadi Rp 120.000. Dari situ, saya yakin menabung saham adalah investasi yang aman,” ujarnya.
Roziqin pun memutuskan menambah modal investasi. Selama empat bulan bermain saham, ia pernah mendapat keuntungan terbesar Rp 1,2 juta. Saat itu, ia membeli saham PT Bank Permata sebanyak 300 lot dengan harga Rp 500 per lembar. ”Harganya naik jadi Rp 540 per lembar. Saya jual dapat Rp 16,2 juta,” ucapnya.
Riyan Ahmad menuturkan, sosialisasi program menabung saham dilakukan sejak Februari 2018. Program itu merupakan kerja sama dengan BEI Provinsi Lampung. Warga menabung saham melalui PT RHB Sekuritas Indonesia sebagai perusahaan sekuritas.
Selama ini, sosialisasi tentang saham dilakukan di Balai Desa Sidorejo setiap bulan. Sesekali, warga juga mengadakan perkumpulan di rumah warga.
Saat ini, kata Riyan, jumlah investor saham mencapai 400 orang. Sebanyak 120 orang merupakan warga Desa Sidorejo. Sisanya, warga dari desa dan kecamatan lain. ”Ada juga investor yang berasal dari luar Lampung, di antaranya dari Jambi dan Banten,” ujarnya.
Nurul Hidayah (50), warga Kecamatan Kalianda, mengatakan tertarik mendaftar sebagai investor setelah mengetahui informasi itu dari media sosial Facebook.
”Saya mengetahui informasi kalau bisa membeli saham di Desa Sidorejo. Ini sangat membantu karena saya tidak perlu pergi ke Bandar Lampung. Di sini lebih dekat,” tutur Nurul yang baru mendaftar sebagai investor, Jumat siang.
Desa nabung saham
Kepala Desa Sidorejo Tommy Yulianto mengatakan, warga desa kerap menjadi korban investasi bodong. Modus yang digunakan beragam, mulai dari menawarkan investasi kebun hingga berjualan produk tertentu dengan keuntungan yang tinggi.
Namun, setelah warga menanamkan modal, orang yang menawarkan investasi kabur begitu saja. ”Ada warga yang rugi puluhan hingga ratusan juta rupiah,” ucapnya.
Tommy mengapresiasi adanya program desa nabung saham yang bekerja sama dengan BEI Provinsi Lampung. Program ini dinilai dapat mengajarkan warganya tentang investasi secara aman. Warga juga terhindar dari berbagai tawaran investasi bodong.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung Indra Krisna mengatakan, saat ini, nilai transaksi program nabung saham di Desa Sidorejo mencapai Rp 24,3 miliar. Jumlah itu dinilai cukup signifikan.
Untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang saham, pihaknya berencana meresmikan galeri investasi di desa itu. Nantinya, tempat itu akan dijadikan pusat informasi tentang perkembangan saham.