Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, kembali lenggang, Kamis (14/2/2019) malam. Ribuan tamu yang memadatinya sejak pagi telah pulang. Sebanyak 20 gerobak makanan minuman khas Jatim aneka rasa juga pergi. Kini, saatnya pemimpin baru bekerja. Seperti tumpukan sampah sisa pesta rakyat yang menunggu dibersihkan, segudang masalah menanti dituntaskan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, kembali lenggang, Kamis (14/2/2019) malam. Ribuan tamu yang memadatinya sejak pagi telah pulang. Sebanyak 20 gerobak makanan minuman khas Jatim aneka rasa juga pergi. Kini, saatnya pemimpin baru bekerja. Seperti tumpukan sampah sisa pesta rakyat yang menunggu dibersihkan, segudang masalah menanti dituntaskan.
Hari itu adalah malam pertama bagi Gubernur Khofifah Indra Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak menjejakkan Grahadi. Gedung ini merupakan rumah besar warga Brang Wetan, julukan Jatim di era Kesultanan Mataram. Asalnya, dari gabungan kata "grha" berarti rumah dan "adi" bermakna besar.
Pada Rabu (13/2), keduanya dilantik Presiden Joko Widodo di Jakarta. Selepas itu, selagi masih di Jakarta, keduanya mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi dan Badan Pemeriksa Keuangan. Baru Kamis siang, mereka terbang pulang ke rumah baru. Setelah shalat dzuhur dan sujud syukur berjamaah di Masjid Agung Surabaya, Khofifah-Emil konvoi ke Tugu Pahlawan guna menyampaikan pidato kerakyatan dan berakhir di Grahadi.
Di sana, Khofifah-Emil disambut ribuan jemaah untuk istighotsah, buka puasa, shalat maghrib, dan makan malam bersama. Menunya istimewa khas Jatim. Ada ayam lodho, lontong balap, mi kluntung, nasi boek madura, nasi krawu, dan nasi pecel.
Tersedia juga rawon, rujak cingur, semanggi surabaya, sate madura, sate kelapa ondomohen, tahu tek, dan tahu campur. Minuman juga beragam dan tradisional. Mulai dari angsle, beras kencur, kunir asem, legen, ronde, sinom, dan temulawak, mewarnai dahaga.
Pesta rakyat itu disiapkan relawan Khofifah-Emil sebagai rasa syukur. Selain itu, semuanya jadi harapan bagi keduanya mengemban dan menjalankan amanah 39,6 juta rakyat Jatim. Mereka diharapkan membawa provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini semakin terkemuka di nusantara dalam bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan kualitas sumber daya manusia.
Harapan itu dijawab Khofifah saat menyampaikan program pertama setelah resmi menjabat Gubernur Jatim. Bernama Satu Pesantren Satu Produk Unggulan, program ini didorong tersosialisasi dalam 99 hari ke depan. Program ini di dukung pemerintah pusat. Bukan pendanaan melainkan pembukaan akses dan pelatihan.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Sholahuddin Wahid yang hadir memberi tausyiah mengapresiasi program tadi. Itu akan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para santri untuk terlibat mengembangkan kewirausahaan Jatim.
Program Satu Pesantren Satu Produk Unggulan jadi peluang santri ikut mengembangkan kewirausahaan Jatim
Grhadi jadi saksi. Khofifah, gubernur perempuan pertama Jatim, sudah berjanji. Alumni Universitas Airlangga ini bakal bergerak cepat. Ragam masalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan, hukum, lingkungan hidup, hingga hak asasi manusia yang membelit Jatim harus segera dituntaskan.