Pasar Indonesia Menarik, Bisnis SPBU Semakin Ketat
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-- Bisnis penjualan bahan bakar minyak di Indonesia kita ketat menyusul rencana BP, perusahaan minyak asal Inggris, yang ikut serta di sektor ini. Menggandeng perusahaan swasta nasional, PT AKR Corporindo Tbk, BP akan mendirikan 350 stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di sejumlah wilayah di Indonesia.
Indonesia masih dianggap pasar yang menarik untuk bisnis hilir bahan bakar minyak.
BP bersama PT AKR Corporindo Tbk mendirikan perusahaan patungan PT Aneka Petroindo Raya. Perusahaan itu bertindak selaku operator untuk seluruh SPBU yang dibangun BP bersama AKR.
BP dan AKR sudah mengoperasikan empat SPBU di Jakarta dan sekitarnya, serta berencana menambah 20 SPBU baru pada tahun ini. Di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, misalnya, SPBU BP berdekatan dengan SPBU Pertamina dan Shell.
"Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Konsumsi BBM juga terus meningkat. Kehadiran kami akan memberi banyak pilihan bagi konsumen di Indonesia," ujar Vice President of New Markets BP Downstream, Neale Smither, dalam konferensi pers, Kamis (14/2/2019), di Jakarta.
Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.
Neale menambahkan, bahan bakar yang dijual untuk jenis gasolin adalah bahan bakar dengan RON 90, 92, dan 95. Selain mengandalkan mutu bahan bakar untuk dapat bersaing dengan pemain lainnya, lanjut dia, BP menawarkan konsep bisnis terintegrasi pada SPBU yang dibangun. Caranya dengan menggandeng unit usaha seperti minimarket atau kafe.
Lokasi
Mengenai pilihan lokasi SPBU, President Director PT Aneka Petroindo Raya, Peter Molloy, menambahkan, kota besar masih menjadi pilihan bagi BP. Jalur distribusi logistik yang efisien menjadi pertimbangan penting BP dalam menentukan lokasi SPBU.
Sementara itu, Presiden Direktur AKR Corporindo, Haryanto Adikoesomo, mengatakan, kerja sama dengan BP adalah tonggak penting bagi AKR untuk memperluas pangsa pasar perusahaan. AKR berkomitmen menyasar wilayah Indonesia bagian timur dengan pengembangan kapasitas penyimpanan.
Saat ini, kapasitas penyimpanan AKR sebanyak 736.000 kiloliter dan akan terus ditambah.
"Infrastruktur logistik perusahaan akan terus dikembangkan. Saat ini, ada 15 pelabuhan pendukung logistik AKR. Kami akan fokus pada pengembangan di kawasan timur Indonesia," ujar Haryanto.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menyampaikan, konsumsi BBM di Indonesia yang tinggi menjadi daya tarik bagi pelaku bisnis hilir BBM. Apalagi, regulasi membuka peluang bagi perusahaan asing untuk terjun di bisnis penjualan BBM di Indonesia.
"Persaingan ini harus direspons baik oleh Pertamina selaku badan usaha yang ditugaskan pemerintah untuk menyediakan BBM di seluruh wilayah Indonesia," katanya.
Sebelumnya, ExxonMobil juga sudah terjun ke bisnis penjualan BBM dengan pendirian sejumlah SPBU. Selain Pertamina, perusahaan lainnya adalah PT Shell Indonesia, PT Total Oil Indonesia, PT AKR Corporindo Tbk, dan PT Vivo Energy Indonesia.
Data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Indonesia (BPH Migas) menunjukkan, dari sekitar 7.000 SPBU dan lembaga penyalur BBM di seluruh Indonesia dianggap belum mencerminkan kondisi yang ideal. Satu SPBU di Jawa area layanannya 35 kilometer (km) persegi. Di luar Jawa, satu SPBU melayani area 500 km persegi. Adapun di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar, satu SPBU melayani area seluas lebih dari 1.000 km persegi. (APO)