JAKARTA, KOMPAS - Penyederhanaan proses pembukaan rekening efek secara daring diharapkan mampu memperluas basis investor lokal. Imbasnya diharapkan pasar modal akan semakin dalam dan tidak rentan terhadap keluarnya arus modal asing.
Kerentanan pasar modal Indonesia terhadap aliran keluar modal asing terlihat pekan ini. Berdasarkan data BEI, sepanjang pekan ini investor asing mencatatkan aksi jual mencapai Rp 2,7 triliun.
Imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan turut merosot 2,03 persen ke level 6.389,08 pada penutupan perdagangan, Jumat (15/2/2018).
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi mengatakan inisiatif pendaftaran elektronik bertujuan untuk mendukung efektivitas dan efisiensi transaksi. Selain itu, bercorak kolaboratif dan memanfaatkan beragam platform digital yang sudah berkembang.
“Inisiatif ini diharapkan mampu mengurangi risiko arus keluar modal sehingga pasar saham dalam negeri akan tetap stabil,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/2/2018).
Selama ini, proses pembukaan rekening efek dapat memakan waktu hingga dua pekan bagi masyarakat di daerah luar Pulau Jawa. Proses ini dianggap memakan banyak waktu, tenaga, dan biaya, sehingga jumlah investor domestik pasar modal saat ini masih kurang dari 1 persen dari total penduduk Indonesia.
Selama ini, proses pembukaan rekening efek dapat memakan waktu hingga dua pekan bagi masyarakat di daerah luar Pulau Jawa. Proses ini dianggap memakan banyak waktu, tenaga, dan biaya.
Simplifikasi pembukaan rekening efek akan memungkinkan masyarakat di setiap daerah di Tanah Air untuk membuka rekening efek dalam hitungan jam, sebab semua dapat dilakukan secara daring melalui berbagai gawai termasuk telepon pintar.
Di samping itu, lanjut Inarno, pihaknya akan menerapkan mekanisme bookbuilding elektronik dalam penawaran umum perdana tahun ini. Terobosan ini diyakini akan menjadi kekuatan pendorong bagi investor ritel untuk memiliki bagian yang lebih besar saat IPO.
Fithri Hadi, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Bursa Efek Indonesia, menilai terobosan ini sangat penting bagi pasar modal Indonesia. Pasalnya, karakter geografis Indonesia yang berciri kepualauan menyebabkan keterjangkauan pasar modal tidak merata.
Simplifikasi pembukaan rekening efek akan memungkinkan masyarakat di setiap daerah di Tanah Air untuk membuka rekening efek dalam hitungan jam
Fithri mengatakan Inisiatif ini sudah mulai diujicobakan pada tahun lalu dan berjalan cukup baik. Namun, terobosan ini belum dapat diluncurkan atau resmi diberlakukan sebab masih harus melewati proses sinkronisasi regulasi.
“Untuk tahap awal, kita akan coba bagi mereka yang sudah punya rekening bank dulu. Calon investor bisa buka secara online, dengan sistem facial recognition, dan tanda tangan digital. Semua sudah dimungkinkan sekarang,” katanya.
Selain penyederhanaan pendaftaran efek, otoritas bursa juga mendorong sistem literasi dan edukasi pasar modal secara online melalui e-classroom sehingga bisa diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia di mana pun dan kapanpun.
Masyarakat yang hendak belajar melakukan transaksi juga dapat mencoba melalui aplikasi perdagangan saham virtual yang sedang dikembangkan. Transaksi nantinya dapat dilakukan melalui kanal yang lebih terdiversifikasi.
Editor:
M Fajar Marta
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.