Pengembangan kawasan hutan untuk destinasi wisata akan menjadi salah satu fokus Perhutani tahun ini. Harapannya, pendapatan dari sektor wisata bakal terus meningkat dan menjadi primadona baru.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
PURWOREJO, KOMPAS — Pengembangan kawasan hutan untuk destinasi wisata akan menjadi salah satu fokus Perhutani tahun ini. Harapannya, pendapatan dari sektor wisata bakal terus meningkat dan menjadi primadona baru.
”Saat ini, sektor wisata baru berkontribusi sekitar 4 persen. Jika ditambah puluhan obyek wisata lagi, kontribusi pendapatan sektor wisata bisa mencapai 19-20 persen,” ujar Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna, di Purworejo, Jumat (15/2/2019).
Kontribusi pendapatan sekitar 4 persen tersebut diperoleh dari 641 wana wisata. Sebanyak 341 hutan adalah kawasan wisata yang sudah dikelola bersama berbagai pihak, termasuk swasta, sedangkan 300 hutan lainnya adalah kawasan wisata rintisan. Kawasan itu sudah ramai dikunjungi wisatawan, tapi belum dilengkapi sarana pendukung ideal.
”Tiga ratus kawasan rintisan akan dibenahi agar dapat memberikan kontribusi optimal bagi kami,” katanya.
Sekalipun sudah puluhan tahun berdiri, Denaldy mengakui, Perhutani belum terlalu mahir menggenjot pendapatan dari sektor wisata. Namun, dia menyakinkan pendalaman terkait hal ini terus dilakukan.
”Wisata sangat potensial dikembangkan. Di luar negeri, pengembangan wana wisata bisa berkontribusi sekitar 30 persen dari total pendapatan yang diterima pengelola hutan,” katanya.
Paling anyar, Perhutani bekerja sama dengan Badan Otorita Borobudur (BOB) mengembangkan potensi hutan di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Purworejo, sebagai kawasan wisata glamorous camping (glamping). Luas areal hutan yang telah diserahkan untuk dikelola BOB mencapai 309 hektar.
Direktur Utama BOB Indah Juanita mengatakan, pembangunan kawasan wisata glamping De Loano menghabiskan dana APBN sekitar Rp 2,5 miliar. Glamping De Loano direncanakan menyediakan 10 tenda inap. Harga tiket masuk, sesuai arahan Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rp 100.000 per orang. Ke depan, kerja sama pengelolaan kawasan hutan milik Perhutani lainnya akan dilakukan.
”Saat ini, dari 309 hektar kawasan hutan Perhutani, kami baru memanfaatkan areal sekitar satu hektar. Pada tahap berikutnya, BOB masih akan membangun tambahan fasilitas lainnya, seperti spot untuk berswafoto,” katanya.