Bontang Terus Tambah Ribuan Jaringan Gas Rumah Tangga
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·3 menit baca
BONTANG, KOMPAS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meresmikan beroperasinya 5.005 sambungan rumah dengan jaringan gas di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (16/2/2019). Pemerintah Kota Bontang berharap selanjutnya ada 18.000 rumah lainnya tersambung layanan serupa menuju deklarasi "Kota Gas" di tahun 2020.
Peresmian itu dilakukan di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang. Rusunawa itu adalah salah satu lokasi di Bontang yang mendapatkan program jaringan gas (jargas) kota tahun anggaran 2018 bagi 198 Sambungan Rumah (SR). Jargas mulai dinikmati warga penghuni rusunawa 22 Januari 2019 lalu.
Ini ketiga kalinya Kota Bontang mendapat manfaat program jargas kota. Pertama, tahun 2011, dibangun 3.960 SR, 8.000 SR (2017), dan 5.005 SR (2018). Sekarang, total jargas rumah tangga di Kota Bontang mencapai 16.965 SR.
“Masih ada 18.000 SR lagi di Bontang yang belum teraliri gas. Semoga bisa kita selesaikan tahun 2020. Jika teraliri, Bontang bisa deklarasi sebagai satu-satunya city gas (kota gas). Saat ini, dari 15 kelurahan, sudah 14 kelurahan yang punya pipa induk,” kata Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.
Jonan berjanji memberi prioritas pada Bontang dan memastikan tahun 2020 bisa menjadi city gas atau kota gas. “Sekarang, yang pertama adalah Prabumulih (Sumatera Selatan). Kota kedua adalah Tarakan (Kaltara). Bontang, mudah-mudahan bisa jadi kota ketiga. Gas di Kaltim banyak, masa kita tidak bisa membuat kota gas,” ujar Jonan.
Kementerian ESDM telah membangun 325.773 SR dengan menggunakan APBN sejak tahun 2009 hingga 2018. “Kami ingin membangun jaringan gas yang banyak, bukan 80.000 atau 90.000 SR per tahun, tetapi sejuta SR. Jadi bisa mengurangi impor elpiji juga,” kata Jonan.
Jargas Kota Bontang mendapat suplai gas dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dengan alokasi 0,2 Million Standard Cubic Feet Per Day (MMSCFD). Gas ini memiliki berat jenis ringan dan tekanan yang rendah sehingga dipastikan aman digunakan di rumah warga. Kementerian ESDM menugaskan Pertamina melalui anak usahanya yakni Pertamina Gas dan Pertagas Niaga untuk membangun dan mengelola jargas Kota Bontang.
“Kami berkomitmen mendukung program pemerintah menjamin ketahanan energi. Tak hanya untuk industri namun juga untuk kebutuhan rumah tangga,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Ihwan Datu Adam, Anggota Komisi VII DPR, mengapresiasi program jargas. Komitmen pemerintah ke Kaltim akan dipantau terus. Hingga tahun 2020, setidaknya bisa diupayakan lagi minimal 100.000 SR di lima kabupaten/kota yakni Samarinda, Bontang, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menyebut jargas benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Jika bisa, Kaltim ditambah lagi 300.000 SR. “Bontang tentu jadi yang terdepan, dan nanti di tahun 2020, jadi city gas pertama. Semoga ke depan, Kaltim juga jadi provinsi pertama,” kata Hadi.
Warga penghuni Rusunawa Api-api antusias menyambut masuknya jargas. Tia Wahyudi (37) misalnya, langsung merasakan iritnya bahan bakar gas ini. Biasanya, Tia membeli tiga tabung elpiji subsidi selama sebulan, dengan harga Rp 38.000-Rp 30.000 per tabung.
“Membayar juga mudah karena memakai voucher yang dijual di rusunawa. Mudah. Sejak gas mengalir, 22 Januari lalu, saya baru dua kali membeli voucher, totalnya Rp 50.000. Belum habis. Lebih murah ketimbang elpiji,” ujar Tia, yang baru setahun menempati rusunawa ini.
Nurtanti (37) penghuni rusunawa lainnya menambahkan, sejak jargas masuk, tidak lagi pusing mencari tabung subsidi ukuran 3 kilogram. “Bingung kalau elpiji melon (subsidi) habis. Apalagi pas malam hari,” katanya.
Awalnya, Nurtanti sempat khawatir saat jargas hendak dipasang. Alasan utamanya karena faktor keamanan. Jargas adalah hal yang benar-benar baru. “Tapi, setelah ikut sosialisasi-sosialisasi, malah yakin. Gas yang ini lebih aman dari elpiji tabung,” kata Nurtanti.