Bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikontrol India menewaskan sedikitnya 41 orang paramiliter India. Relasi India-Pakistan memanas.
NEW DELHI, JUMAT —Perdana Menteri India Narendra Modi, Jumat (15/2/2019), memperingatkan Pakistan untuk bersiap menerima respons keras. Ia menuduh negara tetangganya itu terlibat dalam aksi bom bunuh diri mobil di wilayah Kashmir yang dikontrol India dan menewaskan sedikitnya 41 tentara paramiliter India, Kamis.
”Negara tetangga menganggap serangan teror semacam itu dapat melemahkan kami, tetapi rencana mereka tidak akan terwujud,” kata Modi. Ia menambahkan, pasukan Pemerintah India telah ”diberi kebebasan total” menangani militan.
”Pasukan keamanan telah diberi izin untuk bertindak kapan, di mana, dan dengan cara apa,” lanjut Modi.
”Kami akan memberi tanggapan yang tepat, tetangga kami tidak akan dibiarkan mendestabilisasi kami,” kata Modi dalam pidato setelah rapat dengan para penasihat keamanannya.
Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale memanggil Duta Besar Pakistan Sohail Mahmood. New Delhi juga memanggil pulang duta besarnya di Pakistan untuk konsultasi.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan, Pakistan mengecam tindakan kekerasan di mana pun di dunia ini dan menyangkal keterlibatan dalam pengeboman yang dituduhkan oleh India. ”Kami sangat menolak sindiran oleh elemen-elemen di media dan Pemerintah India yang berusaha menghubungkan serangan itu dengan Pakistan tanpa penyelidikan”, demikian pernyataan tertulis Kemlu Pakistan.
Partai yang berkuasa di Pakistan, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), juga menolak tuduhan Modi. Menurut mereka, tuduhan itu dilontarkan terhadap Pakistan demi keuntungan politik menjelang pemilihan umum mendatang.
”Tuduhan India terhadap Pakistan atas insiden kemarin adalah bagian dari kampanye pemilihan,” kata Naeemul Haq, pemimpin senior PTI.
Pada Kamis (14/2/2019), seorang pelaku bom bunuh diri menabrakkan kendaraannya ke sebuah bus dalam konvoi kendaraan yang mengangkut pasukan paramiliter India di jalan raya Srinagar-Jammu, sekitar 20 kilometer dari ibu kota Srinagar, wilayah Kashmir yang dikontrol India. Sedikitnya 41 personel paramiliter tewas.
”Ledakan itu sangat kuat sehingga orang tidak bisa mengenali kendaraan yang hancur itu bus atau truk. Hanya potongan baja kendaraan yang tersisa,” kata Sanjay Sharma, juru bicara Pasukan Polisi Cadangan Sentral (CRPF).
Kelompok bersenjata Pakistan, Jaish-e-Mohammad (JeM), mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka adalah kelompok bersenjata terbesar di Kashmir.
Serangan bom, Kamis lalu, merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir di wilayah yang dipersengketakan itu. Serangan besar terakhir di Kashmir terjadi pada 2016 ketika sekelompok pasukan bersenjata menyerbu markas militer India di Uri, Negara Bagian Jammu dan Kashmir. Sebanyak 20 tentara India tewas saat itu.
Sejak merdeka dari Inggris tahun 1947, India dan Pakistan telah terlibat tiga kali peperangan. Kedua negara juga kerap terlibat kontak senjata di wilayah perbatasan di Kashmir. (REUTERS/AP/AFP/AYU/ADH)