Solidaritas “Satu Aspal” Ojek Daring Rugikan Warga
JAKARTA, KOMPAS– Solidaritas pengemudi ojek berbasis aplikasi (daring) merugikan pengguna jalan di sekitar mal Kota Kasablanka, Jumat (15/2/2019). Berdalih solidaritas, para pengojek daring ini menutup hampir seluruh badan Jalan Raya Casablanca, selama sekitar 2 jam.
Penutupan jalan itu dipicu keributan antara petugas keamanan mal dengan pengendara ojek daring.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, sekitar pukul 09.50, seorang pengojek daring hendak mengantarkan paket di mal Kokas.
Pengojek itu ditegur satpam yang berjaga di depan mal. Petugas meminta pengojek memarkir kendaraannya di dekat halte bus, yang berjarak sekitar 10 meter dari mal. Halte itu juga jadi tempat mangkal pengojek daring lainnya.
Di sekitar mal ini diterapkan aturan ketat untuk parkir maupun antar-jemput (drop off) penumpang dan barang. Ada beberapa satpam yang berjaga di lokasi untuk mengurai arus lalu lintas supaya tidak tersendat.
Namun, alih-alih menaati teguran satpam, pengojek daring justru mendorong sepeda motornya masuk ke area dilarang parkir yang berada dekat pintu masuk pejalan kaki.
Menurut penuturan petugas keamanan yang enggan disebutkan namanya, saat ditegur, pengojek justru mendorong sepeda motornya masuk area dilarang parkir. Satpam sudah memberi toleransi selama beberapa menit karena pengojek beralasan menunggu balasan pesan dari penerima paket. Namun, setelah beberapa menit, pengojek justru tidak segera berpindah. Khawatir menimbulkan kecemburuan bagi pengojek lain, satpam mal kembali menegur. Namun, teguran itu justru dianggap sebagai intimidasi oleh pengojek.
“Pengojek itu tidak terima karena dianggap nada bicara kawan saya meninggi. Saya yang berusaha melerai dengan memegang pundak pengojek itu pun langsung ditangkis karena dianggap mau melukai dia,” ujar satpam yang menjadi saksi mata kejadian, Jumat siang.
Ketegangan terus terjadi ketika satpam dan pengojek beradu mulut. Karena ada banyak pengojek daring lain di sekitar lokasi, dengan alasan solidaritas para pengojek daring ikut berkerumun di lokasi. Upaya mendamaikan satpam dan pengojek daring yang parkir sembarangan pun dilakukan di pos satpam mal Kokas. Namun, ternyata para pengojek masih tidak terima dengan perlakuan satpam yang sedang menjalankan tugasnya itu.
“Sekitar 15 menit kemudian, kira-kira 70 pengemudi ojek online (Grab dan Gojek) kembali ke mal Kokas karena mendapatkan pesan suara dari grup Whatsapp tentang pemukulan pengojek online. Pengojek daring ini kemudian memadati Jalan Raya Casablanca bahkan ada yang memukul sekuriti Kokas dengan helm,” ujar Kapolsek Tebet Komisaris Eko Mulyadi.
Massa pengojek semakin lama semakin banyak hingga menutup akses Jalan Raya Casablanca.
Satpam mal Kokas, Firdaus mengatakan, lalu lintas sempat tersendat sejak pukul 10.30-12.30 karena pengojek daring menutup jalan. Kemacetan mengekor cukup panjang karena jalan hanya bisa dilewati satu mobil.
Sekitar pukul 12.30, setelah proses mediasi antara Polsek Tebet, satpam mal, pengelola mal, koordinator ojek daring Tebet, dan Satgas Tebet baru massa membubarkan diri.
Hasil mediasi, kedua belah pihak sepakat berdamai dan saling meminta maaf. Pihak pengojek daring meminta kepada satpam untuk menegur dengan cara baik dan tidak dengan nada kasar maupun kekerasan. Selain itu, satpam mal juga meminta agar pengojek daring mematuhi rambu-rambu lalin dan peraturan mal Kokas.
Solidaritas
Pengojek daring Febri (37), mengaku memang banyak informasi simpang-siur muncul di grup sesama pengojek daring. Informasi itu, terkadang hanya bersifat memprovokasi.
Namun, karena semangat “solidaritas satu aspal” terkadang para pengojek mudah tersulut emosinya. Mereka menelan mentah-mentah informasi di grup dan langsung bereaksi atas nama solidaritas. Bagi dia, informasi tidak harus segera ditelan mentah-mentah. Ia selalu menegaskan kepada teman sesama grup WA untuk selalu mengecek kebenaran informasi yang beredar.
Menurut Febri, emosi para pengojek cenderung tinggi karena pengaruh pekerjaan di lapangan yang membutuhkan respons cepat. Selain itu, banyak dari pengojek daring yang memiliki beban ekonomi seperti kredit motor dan kejar jatah setoran. Hal-hal yang semacam ini terkadang membuat mereka mudah tersulut emosinya.
“Soal solidaritas memang jangan ditanya karena prinsip kami kan “solidaritas satu aspal” dari Sabang-Merauke. Hal ini terkadang bagus untuk kegiatan sosial seperti membantu teman yang sedang susah. Namun, kalau ada informasi simpang-siur itu yang terkadang merugikan pihak lain,” kata Febri.
Sejumlah kejadian berkaitan dengan solidaritas pengojek daring yang berdampak negatif di antaranya saat pengojek daring memblokade Jalan Casablanca Raya lantaran ada rekan mereka yang ditilang akibat masuk jalan layang nontol Casablanca. Saat itu, pengojek daring juga menutup akses jalan tersebut karena tidak terima ditilang oleh petugas kepolisian.
Selain itu, kekerasan juga pernah dilakukan para pengojek daring kepada pengemudi mobil di terowongan Senen, Jakarta Pusat. Pengemudi mobil dipersekusi, dan kaca mobilnya dirusak karena pengemudi mobil mengklakson dan meminta jalan saat ada iring-iringan kendaraan yang membawa jenazah pengojek yang menjadi korban kecelakaan.