Semakin tinggi pencapaian seseorang sudah seharusnya diimbangi dengan meningkatnya sikap profesionalitas. Ini yang bisa kita pelajari saat bertemu langsung dengan juara dunia MotoGP lima kali, Marc Marquez Alenta, di Bandung, Jawa Barat, 9-10 Februari 2019.
Kabarnya Marquez dikontrak Honda dengan nilai tidak kurang dari 15 juta euro (sekitar Rp 210 miliar) per musim untuk tahun 2019 dan 2020, terbesar dibandingkan pebalap MotoGP lain. Sebagai atlet profesional, ia juga terikat kewajiban ikut mempromosikan tim tempatnya bernaung, Honda Racing Corporation (HRC), dan produk-produk motor Honda.
Oleh karena itulah, setelah menyelesaikan tes pramusim di Sepang, Malaysia, Jumat (8/2/2019), pebalap asal Spanyol itu langsung terbang ke Bandung pada Sabtu pagi dengan penerbangan umum AirAsia. Dalam kondisi lelah dan merasakan sakit di bahu kirinya yang masih dalam pemulihan pasca-operasi pada Desember 2018 lalu, Marquez harus menjalani berbagai kegiatan yang sudah disiapkan tim Astra Honda Motor (AHM) dan HRC di Bandung.
Dimulai dari bertemu penggemar yang tergabung dalam komunitas pencinta motor Honda, kegiatannya dilanjutkan dengan konvoi bersama ke Gedung Sate, Bandung, menemui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan jajaran Pemerintah Provinsi Jabar. Kegiatan Marc berikutnya wawancara dengan beberapa media di Hotel Harris, temu penggemar, peluncuran motor besar Honda, temu penggemar kembali di Trans Studio Mall, lalu ditutup acara makan malam.
”Marc telah menunjukkan sikap profesionalnya. Meski dalam kondisi sangat lelah dan merasakan sakit karena bahunya belum sembuh total, dia selalu berusaha tersenyum, melayani permintaan foto, dan membuat penggemarnya gembira. Semua kegiatan itu benar-benar menyita tenaga sehingga mohon maaf pada makan malam ini Marc tidak bisa ikut bersama kita. Kami memang yang memintanya beristirahat supaya besok dia lebih menikmati acara di Bandung,” ungkap Presiden Direktur AHM Toshiyuki Inuma menjelaskan ketidakhadiran Marquez pada acara makan malam.
Inuma memang tidak berlebihan. Meski sering memegangi bahu dan pangkal lengan kirinya yang masih dirasakan sakit, Marc dalam wawancara dengan media ataupun pertemuan dengan para penggemar selalu menjawab pertanyaan dengan bersemangat, cukup panjang dan jelas, serta dihias senyum dan terkadang tawa kecil. Dia juga selalu ikut bertepuk tangan ketika para hadirin lain bertepuk tangan saat bertemu dengan jajaran Pemprov Jabar meski pebalap Spanyol itu tidak memahami pidato yang disampaikan dalam bahasa Indonesia itu.
Sayang anak-anak
Setelah mendapatkan waktu istirahat semalam, Marquez tampak lebih segar dan siap mengikuti kegiatan berikutnya di hari Minggu, yaitu mengunjungi Saung Angklung Mang Udjo.
Apa yang semula tampak sebagai sikap profesional pebalap andalan tim Repsol Honda itu kemudian terlihat juga sebagai bagian dari pribadi Marquez yang hangat, terlebih kepada anak-anak. Wajah sang juara dunia MotoGP 2018 itu sangat senang ketika beberapa bocah cilik, berusia 3-4 tahun, menyambutnya di halaman Saung Angklung Mang Udjo dan mengiringinya berjalan menuju ruang pertunjukan.
Di sepanjang sajian angklung itu pun, Marquez memperlihatkan antusiasme yang tinggi dan benar-benar cair dalam acara yang sangat interaktif itu. Dia dengan senang hati menerima pemberian angklung, serius mempelajari bagaimana angklung itu dibunyikan, dan bahkan ikut memainkan angklung itu dalam tiga lagu berturut-turut. Pendeknya, Marquez yang kebagian membunyikan nada ”mi” benar-benar larut memainkan angklung itu tanpa pernah melewatkan gilirannya untuk membunyikan angklung.
Marquez yang hanya memiliki seorang saudara, yang juga pebalap motor, yaitu Alex Marquez, tampak bergembira di tengah anak-anak. Dia dengan senang mengikuti permainan ketika sejumlah bocah cilik menariknya untuk ikut bermain. Dia juga tertawa lepas ketika sejumlah bocah cilik menggodanya pada atraksi pembukaan di Saung Angklung Mang Udjo itu. Jangan lupakan juga bagaimana dia berusaha ikut bernyanyi dan tanpa segan berjoget tanpa gengsi di hadapan lebih dari 100 pasang mata yang mengidolakannya.
Sikap profesional seperti itu pula yang diperlihatkan sang juara dunia MotoGP tujuh kali (dan juga ketika masih kelas 500 cc), Valentino Rossi, saat berkunjung ke Jakarta bersama rekan setimnya, Maverick Vinales, dan tim Monster Energy Yamaha sebelum digelar tes pramusim 2019 di Sirkuit Sepang, Malaysia (6-8 Februari). Rossi yang dikenal sangat pintar menghibur penggemar melalui aksi ataupun sapaan dalam bahasa setempat itu tetap mempertahankan sikap profesionalnya hingga kini.
Hal agak berbeda diperlihatkan pebalap Andrea Iannone saat masih tergabung di Suzuki. Ketika berkunjung ke Jakarta bersama rekan setimnya, Alex Rins, Iannone terlihat sekali bersikap ogah-ogahan sehingga membuat banyak orang merasa kurang nyaman. Sangat boleh jadi, karena sikap kurang profesionalnya itulah, Iannone tersingkir dari tim Suzuki, meski di lintasan sirkuit, pebalap asal Italia itu tidak kalah dari Rins.
Oleh karena itu, seperti ungkapan ilmu padi, semakin tinggi pencapaian hendaklah semakin merunduk. Itulah salah satu wujud sikap profesional dari para juara dunia MotoGP.