JAKARTA, KOMPAS – Segmen keenam pada debat kedua Pemilu Presiden 2019 mempersilakan para calon presiden nomor urut 01 dan 02, Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk memberi pidato penutup. Keduanya menggunakan pendekatan berbeda bila kelak terpilih sebagai presiden.
Jokowi mengatakan, mengelola sebuah negara besar seperti Indonesia tidak mudah. Pengalaman sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta dinilai membantunya untuk mengelola negara.
Menurutnya, dalam mengelola negara, dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk membuat kebijakan negara. Jokowi pun memaparkan sejumlah capaian dalam masa pemerintahannya, antara lain penguasaan 51 persen saham Freeport, serta pengelolan Blok Minyak Rokan dan Mahakam.
“Tidak ada yang saya takuti untuk kepentingan nasional, rakyat, bangsa, dan negara. Tidak ada yang saya takuti kecuali Allah SWT. Ini untuk Indonesia maju dan rakyat sejahtera,” kata Jokowi di Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Sementara itu, Prabowo mengatakan, ia dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno memiliki strategi lain dalam mengelola negara. Pihaknya akan berpegang pada falsafah keadilan yang menghasilkan kemakmuran.
Selain itu, Prabowo menegaskan pentingnya menjaga kekayaan negara agar tidak lari ke luar negeri. Untuk menjaganya, isi dari Pasal 33 UUD 1945 akan diimplementasikan.
“Kami juga berpandangan bahwa pemerintah harus hadir dengan rinci, teliti, tegas, dan aktif untuk memperbaiki ketimpangan kekayaan,” kata Prabowo.