Jokowi: Lanjutkan Infrastruktur, Prabowo: Banyak Proyek Tak Efisien
Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyatakan akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di Indonesia jika kelak terpilih di Pemilu Presiden 2019. Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menghargai niat Jokowi membangun infrastruktur tetapi dia melihat kerja tim pemerintah di infrastruktur kurang efisien.
Oleh
A Ponco Anggoro
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, menyatakan akan terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di Indonesia jika kelak terpilih pada Pemilihan Presiden 2019. Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menghargai niat Jokowi membangun infrastruktur, tetapi dia melihat kerja tim pemerintah di infrastruktur kurang efisien.
Hal itu mereka sampaikan dalam Debat Kedua Calon Presiden 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Debat kedua ini mengangkat tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
Pada segmen kedua, debat memasuki pembahasan tentang infrastruktur di Indonesia. Moderator Anisha Dasuki menyampaikan pertanyaan panelis mengenai upaya Jokowi dalam menyikapi laporan The Global Competitiveness Report 2018. Dalam laporan itu disebutkan, aspek infrastruktur di Indonesia menempati urutan ke-71 dari 140 negara.
Joko Widodo menjawab, dalam empat tahun terakhir, pemerintah telah membangun banyak infrastruktur, antara lain jalan, jalan tol, pelabuhan, dan bandara.
”Ini harus terus kita lakukan agar konektivitas antarpulau, antarprovinsi, antarkabupaten/kota betul-betul tersambungkan dengan baik. Dengan itu, kecepatan, kemudahan, transportasi logistik, transportasi barang, maupun mobilitas barang semakin cepat,” kata Jokowi.
Konsistensi pembangunan di bidang infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing. ”Peningkatan daya saing kita, tanpa memperbaiki ini, tanpa membangun ini, lupakan,” katanya.
Kurang efisien
Mengomentari hal ini, calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menghargai niat pemerintah dalam membangun infrastruktur. Namun, ia menilai tim pemerintah bekerja kurang efisien.
”Banyak infrastruktur yang dikerjakan dengan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar. Ini mengakibatkan proyek infrastruktur tidak efisien,” katanya.
Prabowo mencontohkan, pembangunan LRT di Palembang dan Bandara Kertajati di Jawa Barat yang menurut dirinya kurang efisien.
”Infrastruktur harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk infrastruktur. Tidak bisa infrastruktur nanti hanya jadi monumen, tidak dimanfaatkan,” katanya.
Namun, Jokowi menilai Prabowo keliru. Menurut dia, proyek infrastruktur sudah lama direncanakan dan sudah dilengkapi dengan dokumen yang dibutuhkan.
Terkait LRT di Palembang yang minim peminat, Jokowi menyatakan, itu berkaitan dengan budaya dalam menggunakan transportasi massal.
”Semua butuh waktu, memindahkan budaya masyarakat yang senang naik mobil sendiri kemudian masuk ke transportasi massal, yang saya pelajari di negara lain, butuh 10 tahun sampai 20 tahun untuk memindahkan budaya itu,” katanya.
Selain itu, Joko Widodo juga menyampaikan perkembangan Bandara Kertajati. ”Tinggal menyelesaikan jalan tol yang menyambungkan antara Kertajati dan Bandung,” katanya. (INSAN ALFAJRI)