BEKASI, KOMPAS – Enam truk yang berisi sampah bambu diangkut dari Kali Cikeas yang mengalir di perbatasan Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/2/2019). Keberadaan sampah tersebut memicu banjir di empat perumahan di sekitarnya.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, sampah bambu tersebut menyumbat aliran air di Bendung Koja, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Hari ini, warga setempat bersama dengan sejumlah petugas dari Dinas Lingkungan Hidup, Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Bogor, dan Tim Penanggulangan Bencana Desa Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, bekerja bakti mengangkutnya.
”Total sampah yang didominasi potongan bambu itu mencapai enam truk,” kata Puarman. Meski semua telah diangkut, tidak semua bambu dibuang. Sebagian dimanfaatkan warga dan bagian lainnya digunakan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi untuk kawasan wisata hutan bambu. Sisanya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu.
Ia menambahkan, sumbatan sampah bambu itu menyebabkan banjir saat hujan deras terjadi sepanjang Jumat (15/2/2019) malam. Air hujan yang menuju ke sungai tidak bisa mengalir sehingga air meluap ke dua perumahan di Kota Bekasi, yaitu Bumi Perkemahan Jatisari dan Puri Nusaphala. Sebanyak dua perumahan di Kabupaten Bogor juga terimbas, yaitu Vila Nusa Indah 3 dan Vila Mahkota Pesona.
”Banjir mencapai 20-60 sentimeter, bertahan hingga Sabtu (16/2/2019) siang,” ujar Puarman. Menurut dia, meski wilayah tersebut merupakan areal rawan banjir, banjir yang disebabkan luapan Kali Cikeas baru pertama kali terjadi. Tinggi muka air di sungai itu mencapai 417 cm, tertinggi sejak 2015.
Ketinggian air itu juga di luar perkiraan karena luapan dari Kali Cikeas semestinya didahului luapan Kali Cileungsi. Kedua sungai itu mengalir bersebelahan melalui perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bekasi lalu menyatu menjadi Kali Bekasi.
Pada Sabtu pagi, Kali Cileungsi memang meluap. Akan tetapi, luapannya hanya menggenangi jalan di beberapa perumahan, tidak sampai masuk ke rumah warga. Mur, penjaga Bendung Koja, mengatakan, luapan Kali Cikeas juga menerjang Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jatisari.
Camat Jatiasih Nesan Sujana mengatakan, banjir juga disebabkan keterlambatan membuka pintu air di Bendung Koja. Oleh karena itu, banjir segera surut setelah pintu air dibuka. Kemudian, luapan yang ada di TPU Jatisari surut setelah dipompa tim Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi.
Asal sampah
Puarman mengatakan, asal tumpukan sampah bambu belum diketahui. ”Kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi mengusut penyebab (kedatangan sampah),” ujarnya.
Sebab, keberadaan sampah bambu itu bukan sekali terjadi. Pada November 2018, sampah serupa juga menumpuk di aliran Kali Cikeas sepanjang 100 meter.
Sampah diduga berasal dari hulu sungai di Kabupaten Bogor. Saat itu, sampah tidak menyebabkan banjir karena tidak ada hujan deras (Kompas, 19/11/2019). Seminggu setelahnya, tumpukan sampah pun kembali muncul.
Nesan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi untuk mengungkap penyebab tumpukan sampah. Menurut dia, di sekitar perbatasan Bojong Kulur dan Jatiasih tidak ada proyek pembangunan yang menggunakan bambu. Oleh karena itu, pencarian penyebab itu perlu dilakukan secara cermat.