Trotoar adalah hak pejalan kaki. Namun, realitasnya, hak ini sering kali dianiaya. Parkir liar, pedagang kaki lima, dan trotoar yang rusak adalah beberapa permasalahan yang ditemui di trotoar.
Oleh
A Ponco Anggoro
·3 menit baca
Trotoar adalah hak pejalan kaki. Namun, realitasnya, hak ini sering kali dianiaya. Parkir liar, pedagang kaki lima, dan trotoar yang rusak adalah beberapa permasalahan yang ditemui di trotoar. Hingga kapan hal ini terus berlangsung?
Kedatangan Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi bersama penyandang disabilitas membuat pemandangan di trotoar sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta, Sabtu (16/2/2019), tak seperti hari biasanya. Tidak terlihat pedagang kaki lima (PKL) dan ojek yang biasa mangkal berlama-lama di sana.
Indira (23) berjalan perlahan menggunakan tongkat menyusuri guiding block kuning di sepanjang trotoar Palmerah Timur menuju Pasar Palmerah. Ketiadaan PKL dan parkir liar saat itu cukup memberikan rasa aman bagi Indira.
”Selama ini selalu takut jika berjalan keluar karena jalanan atau trotoar belum menjadi tempat yang ramah bagi penyandang disabilitas. Jika enggak ada PKL seperti ini, saya senang dan tak terlalu khawatir selama trotoar ada guiding block-nya,” kata Indira tersenyum.
Meski demikian, perjalanan Indira sedikit terhambat saat menyusuri trotoar di Pasar Palmerah yang memiliki lebar sekitar 2 meter. Akuisisi toko dan para pedagang yang memakan separuh lebih trotoar hampir menyentuh guiding block. Indira berjalan semakin pelan dan berhati-hati agar tidak menabrak benda yang ada di jalur jalannya.
Irwandi yang saat itu di samping Indira pun terlihat kesal dan menegur tegas setiap pedagang yang mengakuisisi trotoar.
”Ini kenapa sampai sini menaruh barang, kalian tahu ini trotoar? Kalian tahu ini blok kuning untuk para penyandang disabilitas?” tegur Irwandi sembari meminta para pedagang menepikan jualan dan jika masih tidak mengindahkan peraturan, semua barang yang berada di trotoar akan disita.
Setelah melalui trotoar Pasar Palmerah, perjalanan Indira semakin sulit karena kondisi trotoar di Jalan Palmerah Utara sangat buruk. Tidak ada guiding block. Selain itu, bata trotoar juga banyak yang retak dan lepas. Dalam kondisi trotoar yang hancur, Indira harus dituntun agar tak tersandung dan terjatuh.
”Kalau kondisinya kayak begini, ya, enggak berani dilalui. Ini sangat membahayakan. Saya berharap semua trotoar diperbaiki dan difungsikan untuk kepentingan pejalan kaki dan terdapat fasilitas penunjang untuk para penyandang disabilitas,” ujar Indira.
Melihat realitas trotoar tidak aman dan nyaman bagi pejalan kaki, termasuk penyandang disabilitas, Irwandi berjanji memperbaiki trotoar serta menertibkan dan menindak tegas pedagang yang berjualan di trotoar dan orang yang parkir di trotoar.
Perbaikan akan segera disampaikan ke Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Sementara Satpol PP dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan terus memantau di beberapa lokasi trotoar agar tidak dialihfungsikan menjadi tempat berjualan dan parkir.
”Selain guiding block, bidang miring untuk penggunaan kursi roda akan kami benahi. Untuk ketertiban di trotoar, saya sudah meminta lurah, camat, dan petugas Satpol PP agar menyosialisasikan serta menertibkan parkir liar dan pedagang agar tidak berjualan di sana. Pejalan kaki dan khususnya penyandang disabilitas mempunyai hak untuk menggunakan trotoar yang layak dan mereka harus dihargai,” ucapnya.
Kembali ke trotoar
Bersamaan dengan kunjungan Irwandi dan para penyandang disabilitas, dari sekitar pukul 06.00 hingga pukul 16.30, mobil patroli polisi dan Dishub siaga di Jalan Palmerah Selatan. Keberadaan mereka tak pelak membuat PKL tidak berani berjualan di trotoar. Begitu pula tukang ojek urung memarkir sepeda motornya di trotoar.
Namun, setelah para petugas pergi, pemandangan itu kembali terlihat. Nirwan (45), Danto (40), Minah (52), dan sejumlah PKL lain, misalnya, kembali berjualan di trotoar yang berada di Jalan Palmerah Timur.
Hal ini setidaknya menunjukkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mempunyai pekerjaan rumah dalam memastikan trotoar menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Dibutuhkan ketegasan dan komitmen yang kontinu untuk betul-betul merealisasikan hal tersebut. (Aguido Adri)