Jurus-jurus Ekonomi Calon Presiden ke Depan
Kedua calon presiden Indonesia, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, telah turun dari panggung debat kedua yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum. Keduanya telah memaparkan strategi-strategi mereka sebagai pemimpin negara nantinya untuk menuntaskan persoalan ekonomi negara, salah satunya di bidang pangan, energi, dan infrastruktur.
Menurut survei dari tim Litbang Kompas, 51,8 persen dari 620 responden menilai, pangan menjadi bidang paling penting untuk diselesaikan oleh pemimpin negara mendatang. Responden menganggap, pengendalian harga dan jaminan stok merupakan masalah yang mendesak untuk diselesaikan. Berikut rangkuman langkah-langkah kedua calon presiden di bidang pangan yang disampaikan dalam debat.
Joko Widodo:
- ”Terkait pangan, kami ingin terus menjaga ketersediaan, stok, dan stabilitas harga pangan.”
- ”Petani perlu dikenalkan pada marketplace (pasar dalam jaringan atau daring) agar mereka dapat berjualan secara daring. Sistem ini mendekatkan petani pada konsumen. Saya kira, hal ini konkret dan dapat membuka lompatan kesempatan bagi petani untuk berproduksi karena adanya pembentukan harga yang baik.”
- ”Fungsi pemerintah adalah untuk menjaga stabilitas harga dan stok pangan agar pihak petani dan konsumen mendapatkan keuntungan.”
Prabowo Subianto:
- ”Produsen pangan, seperti petani, peternak, petambak, dan nelayan, harus mendapatkan penghasilan yang setimpal.”
- ”Kami akan menjamin pangan tersedia dengan harga terjangkau untuk seluruh rakyat Indonesia. Kami akan turunkan harga makanan-makanan pokok.”
- ”Saya lebih ingin menjamin Indonesia dapat menyediakan pangannya sendiri tanpa mengimpor dari negara mana pun.”
- ”Kami ingin memberdayakan produsen dalam negeri dengan membuka lahan baru, bantuan benih, dan bantuan pupuk. Kami ingin bantuan pupuk itu sampai kepada petani.”
Secara garis besar, kedua calon presiden memiliki cita-cita untuk menurunkan impor. Langkah keduanya ke depan akan berfokus pada pemanfaatan minyak kelapa sawit sebagai biodiesel. Saat ini, Indonesia telah menerapkan kebijakan biodiesel dengan campuran minyak kelapa sawit sebanyak 20 persen atau program B20.
Joko Widodo:
- ”Ke depan, kami ingin sebanyak-banyaknya mengurangi pemakaian energi fosil sehingga kami akan terus mengerjakan biodiesel. Pemakaian ini sudah dimulai dengan produk B20. Kami akan teruskan hingga B100 supaya ketergantungan Indonesia pada energi fosil semakin berkurang tiap tahunnya. Harapannya, 30 persen dari total produksi minyak kelapa sawit dapat menjadi biofuel. Kami sudah menyusun rencananya. Inilah yang akan membuat kita tak lagi bergantung pada impor minyak.”
- ”Kami akan mengeksplorasi sumber-sumber minyak lepas pantai (offshore). Kami akan dorong ladang-ladang minyak tersebut agar memberikan manfaat dan pendapatan bagi negara.”
Prabowo Subianto:
- ”Kami akan segera turunkan harga listrik.”
- ”Indonesia dapat swasembada energi dengan menggunakan kelapa sawit untuk biodiesel atau biofuel. Hal ini juga bisa meningkatkan pendapatan petani. Kelapa sawit harus menjadi tambahan bahan bakar Indonesia agar negara ini tidak menjadi net importer bahan bakar minyak.”
- ”Kami akan membuat proporsi jumlah petani plasma lebih banyak daripada petani inti dalam model perkebunan inti rakyat (PIR) kelapa sawit. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Lebih banyaknya petani plasma menunjukkan keberpihakan pada rakyat agar hak atas kerja keras dari produk mereka dihargai.”
- ”Untuk biodiesel, kami tak hanya menggenjot kelapa sawit, tetapi juga produk turunan dari singkong dan etanol dari gula.”
Kedua calon presiden menyatakan, infrastruktur berperan penting dalam meningkatkan konektivitas sehingga menaikkan kualitas perekonomian nasional. Mereka memiliki pendekatan pembangunan infrastruktur yang berbeda.
Joko Widodo:
- ”Dalam tiga tahun ini, kami sudah menggelontorkan dana desa. Dari dana ini, ada pembangunan jalan di desa. Hal ini menjadi jalan produksi yang sangat bermanfaat bagi para petani. Ada juga unit-unit irigasi yang sudah dibangun dari dana desa.”
- ”Saya akan konsisten untuk membangun infrastruktur hingga konektivitas nasional tercapai. Bukan hanya urusan jalan tol, pelabuhan, airport, pembangkit listrik, tetapi juga yang berkaitan dengan digitalisasi. Inilah yang ingin terus kita lakukan agar konektivitas antarpulau, antarprovinsi, antarkabupaten/kota itu betul-betul tersambung dengan baik. Dengan itu, kecepatan kemudahan transportasi logistik, transportasi barang, mobilitas orang akan semakin cepat. Daya saing Indonesia pun dapat diperbaiki dengan membangun infrastruktur.”
- ”Kami ingin benahi infrastruktur yang berkaitan dengan laut secara besar-besaran. Tol laut telah terus kami sediakan. Konektivitas antarpulau, pelabuhan, dan tol laut ini harus secara konsisten kami selesaikan agar laut betul-betul memberikan manfaat kepada rakyat, bangsa, dan negara.”
- ”Kami akan terus membangun waduk di setiap provinsi, terutama yang mengalami kekeringan, agar produktivitas, terutama di bidang pertanian, terjaga.”
Prabowo Subianto:
- ”Infrastruktur harus untuk rakyat. Dalam perencanaannya, kami akan mengikutsertakan masyarakat yang terdampak pembangunan infrastruktur. Kami akan menghitung nilai keekonomian, dampak terhadap lingkungan hidup, dan dampak sosial dari pembangunan infrastruktur itu.”
- ”Kami akan mencadangkan biaya untuk ganti rugi pada warga yang tanahnya diambil untuk pembangunan infrastruktur. Tidak bisa serta-merta, warga dirampas tanahnya tanpa ada pengalihan kehidupan mereka. Saya kira, ini adalah bentuk pendekatan kerakyatan karena infrastruktur harus berorientasi pada kepentingan yang lebih besar. Salah satunya ialah untuk meningkatkan produksi dan kompetitif kita sehingga kita bisa menghasilkan nilai-nilai tambah dari segi ekonomi kita, bukan menjadi beban kepada masyarakat.”
Tak hanya membahas tiga tema di atas, keduanya juga memaparkan strategi ke depan terkait pengembangan unicorn nasional sebagai salah satu aset ekonomi digital Indonesia. Unicorn merupakan bentuk naik kelasnya usaha rintisan.
Joko Widodo:
- ”Untuk meningkatkan kuantitas unicorn nasional, kami telah menyiapkan program 1.000 start up (usaha rintisan) baru yang saling berhubungan dengan inkubator-inkubator global. Koneksi ini berfungsi agar pelaku start up nasional memiliki akses mengembangkan inovasi mereka di negara-negara lain.”
- ”Kami akan terus mendorong regulasi-regulasi yang memudahkan start up sehingga mereka dapat cukup mendaftarkan start up-nya secara online.”
Prabowo Subianto:
- ”Prasarana untuk mengembangkan unicorn akan kami fasilitasi. Kami akan kurangi regulasi dan pembatasan karena mereka (pelaku start up) tengah giat-giatnya dan pesat-pesatnya berkembang. Jadi, saya akan dukung segala upaya untuk memperlancar.”
Topik lain yang muncul di atas pentas debat kedua ialah nelayan dan perikanan. Kedua aspek ini berperan besar dalam memanfaatkan ekonomi kelautan dan kemaritiman nasional.
Joko Widodo:
- ”Dalam empat tahun ini, kami telah memberantas illegal fishing serta menenggelamkan kapal-kapal yang melakukan illegal fishing dan pencurian ikan di perairan Indonesia. Sekarang, kapal-kapal ilegal itu sudah tidak ada sehingga membuka kesempatan bagi nelayan dalam memanfaatkan sumber daya alam laut nasional, terutama ikan-ikan segar, untuk kesejahteraan mereka.”
Prabowo Subianto:
- ”Kami akan membuat BUMN khusus di bidang laut dan perikanan untuk mengorganisasikan nelayan yang melatih nelayan dengan teknologi tepat, memberikan akses terhadap kapal, alat tangkap, dan modal bagi nelayan, serta memberikan fasilitas cold storage dan pengalengan. Pemasaran produk nelayan-nelayan itu akan dibantu juga oleh pemerintah.”
Ada juga tema yang dibahas hanya oleh satu calon presiden sehingga keduanya tidak bisa dibandingkan secara langsung dan setara. Joko Widodo membahas Revolusi Industri 4.0, sedangkan Prabowo Subianto membahas falsafah ekonomi mandiri yang berorientasi pada keadilan.
Joko Widodo dalam Revolusi Industri 4.0:
- ”Ke depan, kami akan membangun sumber daya manusia secara besar-besaran. Saya yakin, persiapan pembangunan sumber daya manusia merupakan langkah mempersiapkan bangsa Indonesia menuju Revolusi Industri 4.0.”
- ”Kami ingin menyiapkan usaha-usaha supermikro, mikro, dan kecil untuk memanfaatkan sistem daring dalam berjualan.”
- ”Kami akan membangun ekosistem offline dan online agar tidak tertinggal dengan negara lain dalam menyongsong Revolusi Industri 4.0.”
Prabowo Subianto dalam falsafah ekonomi mandiri:
- ”Kami akan membangun kemandirian bangsa melalui swasembada air, pangan, dan energi.”
- ”Kami akan menjaga pundi-pundi bangsa Indonesia agar kekayaan nasional tidak mengalir ke luar negeri.”
- ”Kami berpegang kepada falsafah keadilan yang menghasilkan kemakmuran dan memperbaiki ketimpangan dalam kekayaan.”
Demikianlah belasan intisari strategi-strategi ekonomi nasional yang dinyatakan kedua calon presiden dalam debat kedua. Kini, tinggal masyarakat yang meliterasi diri, mempertimbangkan, dan memutuskan pilihannya.