Bertanding di Bandung, Jawa Barat, dalam Djarum Superliga Bulu Tangkis, mengingatkan Anthony Sinisuka Ginting pada masa lalu. Anthony memulai perjalanannya sebagai pebulu tangkis nasional di ”Kota Kembang” tersebut.
”Terakhir kali bermain di Bandung mungkin sekitar enam tahun lalu. Pernah sih bermain dalam ajang sirkuit nasional, tetapi main dalam kejuaraan besar di Bandung baru sekarang. Ini nostalgia. Saya jadi ingat saat berjuang untuk menjadi pemain pelatnas,” kata Anthony setelah mengalahkan Brice Leverdez, 21-12, 21-17, di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/2/2019).
Anthony membela klub Musica Trinity, juara bertahan beregu putra. Adapun Leverdez, yang berasal dari Perancis, dikontrak untuk membela Berkat Abadi Banjarmasin. Keduanya berstatus sebagai pemain tunggal pertama di klub masing-masing.
Berformat seperti Piala Thomas dan Uber, Superliga adalah kejuaraan beregu putra dan putri. Tahun ini kejuaraan tersebut diikuti delapan tim putra dan delapan tim putri yang dibagi dalam dua grup.
Meski bermain untuk Musica Trinity, Anthony dibesarkan oleh klub SGS Bandung. Pemain kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996, ini berjuang di klub yang juga merupakan klub asal Taufik Hidayat untuk menjadi pemain pelatnas. ”Saya ingat, dulu waktu masih kelas remaja-taruna, saya mengejar prestasi untuk masuk pelatnas,” kata Anthony.
Meski berasal dari klub di Bandung, Anthony jarang tampil di kota tersebut. Ini karena Bandung sangat jarang menggelar kejuaraan bulu tangkis berlevel tinggi. Maka, ketika tampil melawan Leverdez pada Senin malam, dia pun dieluk-elukan penonton di Sabuga.
”Saya sudah menduga sih akan ramai,” kata Anthony yang mengantarkan Musica sebagai juara pada Superliga 2017 di Surabaya, Jawa Timur.
Meski diperkuat pemain-pemain top Indonesia dan bintang Korea Selatan, Lee Yong-dae, Anthony mengatakan, peluang timnya menjadi juara sama seperti tim lain. ”Peluang semua tim sama karena yang datang bukan pemain sembarangan,” katanya.