JAKARTA, KOMPAS — PT Jaya Ritel Indonesia kembali menggelar bazar buku terbesar, yaitu Big Bad Wolf, di tujuh kota. Bazar keempat kali yang akan digelar di Indonesia Convention Exhibition di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, itu menargetkan 1 juta pengunjung.
Menurut Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia Uli Silalahi, bazar itu akan digelar di tujuh kota Indonesia, antara lain Surabaya, Medan, dan Tangerang. Bazar di Tangerang akan berlangsung pada 1-11 Maret 2019 dan dibuka selama 24 jam tanpa henti.
”Empat kota lainnya masih dirahasiakan sebagai kejutan,” ujar Uli dalam konferensi pers di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Ia menargetkan, tahun ini pengunjung yang datang bisa mencapai 1 juta orang. Target itu mempertimbangkan jumlah pengunjung tahun lalu yang sebanyak 700.000 orang.
Namun, untuk keseluruhan di tujuh kota Indonesia ditargetkan bisa menarik pengunjung sebanyak 3 juta orang.
”Kami tidak pernah membuat target transaksi karena misi dari Big Bad Wolf (BBW) ini untuk mengembangkan buku. Jadi, kami tidak pernah menargetkan berapa rupiah, tapi menargetkan berapa pengunjung yang datang,” ujarnya.
Sebanyak 5,5 juta buku akan dihadirkan dalam bazar buku BBW 2019. Ada beberapa penawaran menarik yang diberikan, seperti potongan harga mulai dari 60 persen hingga 80 persen untuk semua buku impor serta voucer Rp 100.000-Rp 500.000 bagi pengguna kartu BCA dengan ketentuan jumlah transaksi tertentu. Untuk transaksi Rp 1 juta-Rp 2.499.999, misalnya, akan mendapat voucer senilai Rp 100.000.
Selain itu, untuk parkir yang menggunakan kartu elektronik BCA Flazz hanya akan dikenai tarif sebesar Rp 1 untuk satu jam pertama, baik sepeda motor maupun mobil, di semua gerbang ICE BSD.
Adapun Senior Vice President Transaction Banking Business Development BCA I Ketut Alam Wangsawijaya mengatakan, BCA turut berpartisipasi dalam kegiatan itu guna meningkatkan minat baca.
”Ketika minat membaca tinggi, secara tidak langsung literasi finansial juga ikut berdampak. Ketika finansial literasi itu terdampak, kesejahteraan juga menjadi meningkat,” ujar Ketut.
Ketika minat membaca tinggi, secara tidak langsung literasi finansial juga ikut berdampak. Ketika finansial literasi itu terdampak, kesejahteraan juga menjadi meningkat.
Namun, ia tidak menargetkan angka transaksi selama BBW 2019 karena kerja sama itu merupakan kolaborasi pertama. Dalam hal ini, BCA berkepentingan untuk menjaring lebih banyak orang agar melakukan transaksi nontunai. Dengan transaksi nontunai, transparansi ke sistem lebih mudah.
”Kalau dilihat dari sisi skalanya, ini cukup besar, apalagi dibuka selama 24 jam. Kami ingin lihat bagaimana nanti mengatur pelanggan pada transaksi nontunai, yang akan membentuk transaksi nontunai lainnya,” ucap Ketut.
Di samping itu, BBW 2019 merupakan salah satu upaya menggalakkan budaya membaca sejak dini. Bazar itu juga sebagai akses untuk memperoleh buku-buku yang berkualitas bagi masyarakat dengan berbagai penawaran menarik.
Uli mengungkapkan, kondisi minat membaca masyarakat masyarakat Indonesia terutama anak-anak masih rendah.
”Saya selalu mengutip data dari UNESCO yang menyatakan persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak, hanya satu yang suka membaca,” kata Uli.
Ia menambahkan, BBW akan terus berinovasi untuk menarik minat baca, khususnya pada anak usia dini. Tahun ini inovasi yang dihadirkan adalah melalui buku ajaib Little Hippo, yang menggunakan teknologi augmented reality (AR) sehingga menjadikan cerita dan pembelajaran lebih interaktif. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)