Kementan Kucurkan Bantuan Rp 135 Miliar untuk Madura
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
PAMEKASAN, KOMPAS – Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran bantuan sebesar Rp 135 miliar untuk petani dan peternak di Pulau Madura, Jawa Timur selama 2019. Bantuan ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan peternakan.
Bantuan tahap pertama senilai Rp 10 miliar disalurkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat menghadiri Temu Tani Milenial dan Kontes Ternak Sapi Madura di Lapangan Desa Kaduara Barat, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (19/2/2019).
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Pamekasan Badrut Tamam, Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, Bupati Sampang Slamet Junaidi, anggota Komisi IV DPR RI Yus Sudarso, ulama dari berbagai pondok pesantren di Madura, serta ribuan petani dan peternak dari Madura.
Adapun yang disalurkan antara lain benih komoditas pangan, hortikultura, perkebunan, sapi, kambing, ayam, serta alat mesin pertanian. Sisa anggaran bantuan akan disalurkan secara bertahap selama tahun ini. “Bantuan ini juga diberikan kepada santri-santri pondok pesantren agar menjadi petani milenial,” kata Amran.
Dalam kesempatan tersebut, Amran juga memberikan bantuan tambahan berupa eskavator untuk membangun embung. Sebab beberapa petani mengeluhkan kurangnya pasokan air saat musim kemarau yang mengakibatkan petani hanya bisa melakukan tanam dua kali setahun. Keberadaan embung diharapkan mampu mengatasi masalah irigasi di sawah tadah hujan milik sebagian besar petani di Madura.
“Madura mataharinya bersinar, tetapi musim kering tidak punya air. Ada potensi air dari hujan yang jatuh jangan sampai terbuang sebelum dimanfaatkan untuk sektor pertanian,” ucap Amran.
Bantuan yang diberikan pemerintah, kata menteri kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, ini, diharapkan mampu meningkatkan potensi pendapatan masyarakat khususnya dari sektor pertanian dan peternakan. Selama ini, hasil pertanian dan peternakan dari Madura dinilai masih bisa ditingkatkan agar bisa mengurangi kemiskinan di wilayah termiskin di Jatim itu.
Secara nasional, Kementan juga melakukan upaya peningkatan populasi sapi melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB). Sejak pelaksanaan Upsus SIWAB pada 2017 hingga 16 Februari 2019 sudah lahir sebanyak 2.960.936 ekor sapi milik peternak di Indonesia.
Kepala Dinas Peternakan Jatim Wemmi Niamawati mengatakan, Jatim sudah surplus terhadap kebutuhan daging sapi sehingga dikirim ke beberapa daerah di Indonesia. Secara nasional, kontribusi Jatim terhadap pemenuhan daging sapi sebesar sebesar 28 persen atau sebanyak 45,7 juta ekor. Namun dari jumlah tersebut, kontribusi dari Pulau Madura baru 21,1 persen atau sebanyak 9,6 juta ekor.
Pihaknya menargetkan kelahiran sapi potong baru di Jatim selama 2019 sebanyak 2 juta ekor atau sekitar 43 persen kontribusi secara nasional. Jika hal itu terwujud, setidaknya pendapatan yang akan diperoleh peternak di Jatim mencapai Rp 16 triliun, jika satu ekor sapi potong dihargai Rp 8 juta. “Bantuan dari Kementan semoga bisa meningkatkan produksi sapi di Jatim sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak-peternak di Madura,” katanya.
Badrut menuturkan, sapi yang ada di Madura merupakan kekayaan genetik bangsa. Pengembangan agribisnis sapi potong di Madura mempunyai makna yang sangat strategis dan layak dikembangkan sebagai penggerak ekonomi daerah. “Ada harapan dari peternak dan petani di Pamekasan yang ingin kesejahteraannya meningkat,” katanya.
Yus mengingatkan pemerintah harus bisa memberikan harga yang baik ketika masa panen. Sebab biasanya harga komoditas anjlok pascapanen yang membuat harapan petani mendapatkan harga tinggi tidak tercapai.”Kami mengharapkan ada solusi untuk memajukan petani madura,” ungkap Yus yang merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Madura.