JAKARTA, KOMPAS — Wayang dinilai semakin berjarak dari generasi muda saat ini. Perlu upaya penyesuaian agar wayang tetap bisa dinikmati khalayak luas, terutama generasi muda. Jika tidak, wayang sebagai sumber nilai dan jati diri bangsa sulit dilestarikan.
Ketua Bidang Humas dan Kemitraan Sekretariat Nasional Wayang Indonesia (Sena Wangi) Eny Sulistyowati mengatakan, dunia pewayangan saat ini menghadapi tantangan besar untuk menjangkau generasi muda. Perlu strategi yang tepat agar wayang tetap bisa dinikmati masyarakat di era ini.
”Strategi ini bisa dilakukan antara lain melalui penyesuaian waktu pertunjukan yang tidak harus digelar semalam suntuk. Wayang bisa digelar dalam waktu singkat 2-3 jam tanpa menghilangkan inti pesan moral yang ingin disampaikan kepada penonton,” ujar Eny dalam siaran pers rapat koordinasi organisasi pewayangan seluruh Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Dunia pewayangan saat ini menghadapi tantangan besar untuk menjangkau generasi muda. Perlu strategi yang tepat agar wayang tetap bisa dinikmati masyarakat di era ini.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh pimpinan dan pengurus Sena Wangi, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi), ASEAN Puppetry Association (APA), Union Internationale de la Marionnette (Unima) Indonesia, Persatuan Wayang Orang Indonesia (Pewangi), lembaga pemerintah terkait, serta sanggar-sanggar dan komunitas wayang lainnya.
Menurut Eny, untuk menarik minat generasi milenial, wayang perlu dikombinasikan dengan produk seni kreatif yang tengah digandrungi, seperti film, animasi, musik, mode, permainan di aplikasi digital, serta karya desain grafis. Wayang harus bisa merasuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
”Misalnya, melalui film, cerita pewayangan Mahabharata bisa dijadikan film cerita berseri. Selain itu, tokoh-tokoh pewayangan juga bisa dijadikan inspirasi dalam karya fashion. Minimal anak muda bisa mengenal karakter dalam pewayangan,” tuturnya.
Ketua Umum Sena Wangi Suparmin Sunjoyo menambahkan, penetapan Hari Wayang Nasional oleh Presiden bisa menjadi momentum meningkatkan eksistensi wayang di masyarakat. Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2018 mengesahkan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional dan menetapkan Hari Wayang Nasional setiap 7 November.
Peringatan Hari Wayang Nasional bisa semakin meneguhkan pemahaman masyarakat bahwa wayang sebagai sumber nilai dan identitas jati diri bangsa di tengah maraknya kebudayaan yang masuk dari luar.
”Kita ingin wayang bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Hari besar pewayangan itu bisa menjadi momentum pengembangan pewayangan,” kata Suparmin.
Untuk itulah, lanjut Suparmin, persiapan yang serius harus dilakukan agar peringatan Hari Wayang Nasional bisa menampilkan pergelaran wayang yang berkualitas.
Pentas wayang yang bermutu itu dinilai hanya bisa ditampilkan para dalang yang mumpuni agar wayang bisa menjadi tontonan yang menarik, sekaligus menyampaikan pesan tuntunan hidup yang sesuai dengan nilai bangsa.