ISLAMABAD, SELASA - Kementerian Luar Negeri Pakistan, Selasa (19/2/2019), meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meredakan ketegangan di Kashmir. Hubungan Pakistan dan India memanas sejak terjadi serangan bom bunuh diri di Kashmir pekan lalu, yang menewaskan setidaknya 40 pasukan paramiliter India.
"Karena situasi yang mendesak, saya menarik perhatian Anda (PBB) pada situasi keamanan yang kian memburuk di wilayah kami akibat ancaman penggunaan kekuatan militer terhadap Pakistan oleh India. PBB harus turun tangan untuk meredakan ketegangan," kata Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi dalam surat tertulis kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
India menuding Pakistan terlibat dalam serangan di wilayah Kashmir yang dikontrol India, Kamis (14/2/2019) lalu. Tuduhan oleh India itu salah satunya berdasarkan pernyataan kelompok bersenjata yang bermarkas di Pakistan, Jaish-e-Mohammad (JeM), yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah Pakistan telah membantah tuduhan India tersebut.
Serangan itu merupakan yang paling mematikan dalam 30 tahun terakhir. Kashmir, daerah di perbatasan antara India dan Pakistan, merupakan wilayah berpenduduk mayoritas Islam yang diperebutkan India dan Pakistan sejak kejadian Pembagian India pada 1947.
Qureshi melanjutkan, "Menuding Pakistan bahkan sebelum dilakukannya investigasi tidak masuk akal. India harus diminta untuk melakukan penyelidikan yang terbuka dan kredibel atas insiden itu".
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam pidato yang disiarkan secara nasional, Selasa, menyampaikan, pihaknya bersedia kerja sama dengan India untuk menyelidiki insiden di Kashmir pekan lalu. Selain itu, pihaknya juga siap untuk membalas apabila India menyerang.
"Pakistan tidak hanya akan berpikir untuk membalas. Pakistan akan membalas," ucapnya. Ia juga mendesak India untuk menunjukkan bukti keterlibatan Pakistan dalam serangan bom bunuh diri pekan lalu itu.
Pada hari ini juga, seorang komandan militer India mengungkapkan, ada keterlibatan agen mata-mata utama Pakistan, Inter-Services Intelligences (ISI), dalam serangan pekan lalu.
"Kami melakukan pelacakan sejak terjadinya serangan. Itu dikontrol oleh ISI, Pakistan, dan komandan JeM," kata Letnan Jenderal KJS Dhillon kepada wartawan.
Ada pula pengacara India yang menyampaikan kepada Mahkamah Internasional PBB (ICJ) untuk membebaskan seorang pria India yang dijatuhi hukuman mati karena dituduh memata-matai Pakistan. Pria bernama Kulbushan Sudhir Jadha itu merupakan mantan perwira angkatan laut yang ditangkap di Baluchistan, Pakistan, pada Maret 2016, dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer setempat pada 2017.
Komitmen Arab Saudi
Sementara itu, Arab Saudi telah menyampaikan komitmennya untuk membantu meredakan ketegangan antara Pakistan dan India secara damai. Hal itu disampaikan saat kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman di Pakistan, Senin (18/2/2019).
"Tujuan kami adalah untuk mencoba mengurangi ketegangan antara kedua negara yang bertentangga, serta melihat apakah ada jalan ke depan yang dapat menyelesaikan konflik itu secara damai," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir. (AFP/REUTERS)