JAYAPURA, KOMPAS - Penyebaran penyakit demam berdarah dengue di Papua terus meluas. Saat ini, penyakit itu merebak di 11 dari 29 kabupaten/kota di provinsi tersebut dengan total sebanyak 188 kasus. Adapun jumlah korban meninggal mencapai dua orang.
Sebelumnya, hingga 8 Februari lalu, jumlah kasus DBD terhitung sejak Januari 2019 mencapai 124 kasus yang tersebar di 8 kabupaten/kota. Hanya berselang 11 hari, kasus DBD bertambah dan meluas ke tiga kabupaten lain, yakni Keerom (4 kasus), Kepulauan Yapen (1 kasus), dan Kabupaten Jayapura (4 kasus).
Kepala Seksi Penanganan Krisis Kesehatan dan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua Yamamoto Sasarari, di Kota Jayapura, Selasa (19/2/2019), memaparkan, 8 kabupaten yang telah merebak kasus DBD sebelumnya yakni Kota Jayapura (22 kasus), Asmat (11 kasus), Merauke (41 kasus), Nabire (8 kasus), Biak Numfor (59 kasus), Mimika (11 kasus), Sarmi (11 kasus), dan Boven Digoel (16 kasus).
"Jumlah kasus DBD di Papua tahun ini mengalami peningkatan, yakni 188 kasus. Pada tahun 2018, jumlah penderita DBD sepanjang Januari-Februari hanya sekitar 50 kasus," ujar Yamamoto.
Kabupaten Biak Numfor menjadi daerah dengan kasus DBD tertinggi di Papua. Dua korban yang meninggal juga berasal dari kabupaten tersebut. Yamamoto mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah berkoordinasi dengan Pemkab Biak Numfor untuk penanganan kasus tersebut.
"Kemungkinan kasus ini juga terjadi di beberapa kabupaten lainnya, seperti Mamberamo Raya, Jayawijaya, dan Waropen. Kami meminta agar tenaga kesehatan di daerah proaktif melaporkan apabila ada temuan kasus DBD," ujar Yamamoto.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah mendapatkan bantuan dari TNI untuk pengiriman alat kesehatan dengan menggunakan pesawat Hercules. Tim medis menggunakan pesawat itu untuk membawa cairan dan alat untuk pengasapan (fogging) ke kabupaten-kabupaten seperti Merauke dan Biak Numfor.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang telah memberikan pesawat Hercules untuk mengangkut alat kesehatan. Mudah-mudahan bantuan ini terus berlanjut di masa mendatang," tutur Yamamoto.
Kepala Bidang Pencegahan Masalah Kesehatan Dinkes Biak Numfor Ruslan Fajar, saat dihubungi, mengatakan, tingginya kasus DBD di kabupaten itu karena masih rendahnya kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kasus DBD di Biak mengalami peningkatan drastis pada tahun ini, yakni 59 kasus. Tahun lalu, pada periode yang sama, hanya terdapat 19 kasus DBD.
"Kami akan mengusulkan ke Bupati Biak Numfor Herry Naap untuk penetapan status kejadian luar biasa DBD. Kami juga akan mengusulkan penyediaan anggaran agar penanganan kasus DBD lebih optimal," katanya.