BANDUNG, KOMPAS — Tampil pada pertandingan pertama di tempat baru bukan hal yang mudah dilakukan oleh pebulu tangkis peserta Djarum Superliga Bulu Tangkis. Pemain-pemain top dunia yang berpengalaman tampil di banyak negara mengalami hal itu saat tampil di Sabuga, Bandung, Jawa Barat.
Marcus Fernaldi Gideon, Gregoria Mariska Tunjung, dan Zhang Beiwen mengalami hal itu dalam penampilan pertama mereka di Sabuga, Selasa (19/2/2019). Zhang, tunggal putri Amerika Serikat peringkat ke-12 dunia, bahkan kalah dengan skor cukup telak ketika berhadapan dengan pemain pemain berperingkat ke-382 dunia, Desima Aqmar Syarafina. Zhang, yang tampil sebagai tunggal pertama Berkat Abadi Banjarmasin, kalah dari Desima (Tiket.com Champion Klaten), 17-21, 11-21.
Manajer Berkat Abadi Fran Kurniawan mengatakan, Zhang belum bisa beradaptasi sepenuhnya dengan kondisi di dalam Sabuga. Tiba di Bandung dari Singapura, pada Sabtu malam, Zhang mendapat kesempatan berlatih di Sabuga hanya satu jam. Saat timnya memiliki jadwal latihan pada Minggu siang, dia diharuskan mengikuti konferensi pers.
Apalagi, kondisi Sabuga berbeda dengan stadion-stadion lain yang biasa digunakan untuk menggelar pertandingan. Tribune penonton hanya berada di satu sisi bagian dalam gedung yang berbentuk setengah oval itu.
Langit-langit juga cukup rendah untuk digunakan sebagai tempat pertandingan bulu tangkis. Seperti dikatakan Ketua Panitia Penyelenggara Superliga Achmad Budiharto saat konferensi pers, Minggu, standar tinggi lampu dari lantai seperti yang disyaratkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) untuk pertandingan internasional, yaitu minimal 9 meter, tak terpenuhi. Lampu di Sabuga dipasang pada ketinggian maksimal 8,8 meter.
”Lampunya terlalu rendah, jadi cukup silau saat melihat ke atas,” kata tunggal putra Jatim United, Sony Dwi Kuncoro, setelah bertanding pada Senin.
Angin yang berembus cukup kencang juga menjadi tantangan lain bagi pemain. ”Koknya cepat dan melintir, jadi agak sulit dikontrol,” kata Marcus yang berpasangan dengan Hendra Setiawan pada penampilan pertama mereka bersama Jaya Raya. Marcus/Hendra mengalahkan Keiichiro Maruo/Yoshinori Takeuchi (Hitachi Jepang), 21-16, 21-16.
Gregoria (Mutiara Cardinal Bandung) mengatakan, pertandingan pertama menjadi adaptasi untuk menerapkan strategi pada pertandingan-pertandingan selanjutnya. ”Saya baru sempat latihan sekali di sini. Jadi tadi menjadi adaptasi bagi saya untuk tampil lebih baik pada pertandingan-pertandingan berikutnya,” kata Gregoria setelah mengalahkan Manassanan Lerthattasin (Granular Badminton Academy Thailand), 21-18, 21-17.
Jaya Raya menang telak
Kemenangan telak, 5-0, yang diperoleh Jaya Raya putri pada sesi siang diikuti tim putra yang bertanding pada Selasa malam. Diperkuat pemain-pemain top dunia pada ganda putra, Jaya Raya menang, 5-0, atas Hitachi Jepang pada persaingan Grup B. Masing-masing laga berlangsung dalam dua gim.
Tommy Sugiarto membuka kemenangan Jaya Raya setelah mengalahkan Ryotaro Maruo, 21-9, 21-6. Setelah itu, duet pemain nomor satu dunia dan mantan pemain nomor satu dunia, Marcus/Hendra, menambah keunggulan.
Pemain asal Vietnam, Nguyen Tien Minh, memastikan kemenangan Jaya Raya dengan mengalahkan Koji Naito, 21-13, 21-16. Angga Pratama/Muhammad Rian Ardianto dan Krishna Adi Nugraha melengkapi kemenangan timnya.
Tim putra Jaya Raya akan menjalani laga kedua pada Rabu, yaitu melawan Jatim United, tim yang diperkuat Sony. Adapun tim putri tampil kembali pada Kamis, melawan Berkat Abadi Banjarmasin.