BOGOR, KOMPAS — Perayaan Cap Go Meh menjadi pertemuan sejumlah budaya di Kota Bogor, Selasa (19/2/2019). Festival yang digelar di sepanjang Jalan Suryakencana ini bakal masuk kalender pariwisata nasional.
Antusiasme penonton terasa hingga lewat pukul 21.00 walaupun semua rombongan barong dan liong sudah meninggalkan lokasi panggung utama di depan Wihara Dhanagun. Di panggung, grup band Angklung Jungle Land mengajak pengunjung bernyanyi bersama.
Di panggung kedua, tampil berbagai kesenian, termasuk tari dan nyanyian klasik dari tim kesenian Kedutaan India di Indonesia. Di panggung yang sama, kesenian Sunda yang dibawakan sejumlah sanggar kesenian di Bogor pun memikat penonton.
Rangkaian pesta rakyat ini dibuka dengan penampilan marching band dari SD Kesatuan Bogor, paduan suara SMP-SMA Kesatuan, dan musik angklung NSI.
Kelompok musik marawis dari Pulo Geulis mengisi acara dengan lagu bernapaskan islami sekaligus mengingatkan bahwa kita beraneka ragam, tetapi persatuan Indonesia adalah yang paling utama.
Selain Wali Kota Bogor Bima Arya, hadir pula, antara lain, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Deputi Menteri Pariwisata Riski Handayani Mustafa, Pangdam Siliwangi, Kepala Polda Jawa Barat, dan Sinta Nuriyah Wahid, istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid.
Ketua panitia penyelenggara Hilman Himawan mengatakan, Bogor Street Fest-Cap Go Meh 2019 ini merupakan acara budaya, bukan kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, atraksi budaya yang hadir amat beragam.
Bima Arya menyampaikan, kegiatan ini menjadi ajang budaya pemersatu bangsa. Ridwan Kamil dan Sinta Wahid memuji Kota Bogor yang menghidupkan acara budaya pluralisme ini sejak dilangsungkan pertama kali tahun 2011.
Riski Handayani mengatakan, pihaknya akan memasukkan acara ini dalam kalender budaya pariwisata nasional tahun depan. ”Jika sudah masuk (kalender acara), Kementerian Pariwisata juga akan mempromosikan ke mancanegara,” katanya.
Di Jakarta Barat, perayaan Cap Go Meh dilangsungkan dalam Festival Pecinan di Jalan Pancoran, Kelurahan Pinangsia, Selasa. Perayaan Cap Go Meh juga bakal dijadikan agenda rutin tahunan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutan mengatakan, Jakarta tidak terlepas dari keberagaman latar belakang budaya. Keberadaan warga Tionghoa merupakan bagian dari keberagaman itu.
”Ini perlu menjadi perayaan tahunan yang harus kita langgengkan karena ini merupakan bagian dari kebudayaan kota Jakarta,” ujarnya.
Baca juga https://kompas.id/baca/utama/2019/02/19/cap-go-meh-bagian-penting-sejarah-kota/