ISLAMABAD, SELASA— Pakistan meminta Perserikatan Bangsa- Bangsa turun tangan dalam masalah Kashmir. Permintaan itu menyusul kekerasan yang terjadi sepekan terakhir di wilayah dekat perbatasan India-Pakistan tersebut.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi menyampaikan permintaan itu kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Qureshi menyurati Guterres untuk menyampaikan permintaan itu. ”Dengan situasi yang mendesak, saya memohon perhatian Anda atas situasi keamanan yang memburuk di kawasan kami sehingga menghasilkan penggunaan kekuatan oleh India terhadap Pakistan,” demikian tulis Qureshi dalam surat yang dipublikasikan pada Selasa (19/2/2019) itu.
Keamanan di Kashmir memburuk sepekan terakhir. Kamis (14/2), konvoi pasukan India diserang bom sehingga mengakibatkan 40 polisi tewas. Jaish-e-Mohammad (JeM) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang terjadi tak jauh dari Srinagar itu. Belakangan diketahui pelaku sebagai pria berusia 20 tahun dan tinggal di salah satu desa di Kashmir. Orangtua pelaku menyebut pria itu bergabung dengan kelompok militan karena marah dengan India. Beberapa tahun lalu, pria itu mengaku dipukul tentara India di Kashmir.
Senin (18/2) lalu, empat tentara, seorang polisi India, serta seorang warga sipil tewas dalam baku tembak di Distrik Pulwama, Kashmir, yang dikontrol India itu. Dalam insiden itu, tiga orang yang diduga anggota JeM juga tewas.
Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa mengintervensi kasus di Kashmir. Pakistan menghadapi banyak tuduhan.
Kashmir sudah puluhan tahun menjadi masalah antara Islamabad dan New Delhi. Pakistan menyebut, berdasarkan resolusi PBB, harus ada pemungutan suara di Kashmir untuk menentukan Kashmir memilih ikut India atau Pakistan. ”PBB harus bertindak untuk meredakan ketegangan,” tulis Qureshi.
Tuduhan
Seorang Komandan tentara India di Kashmir menyebut, agen badan intelijen Pakistan, ISI, terlibat dalam serangan pekan lalu. ”Kami melacak pemimpin kelompok penyerang. (Serangan) itu dikendalikan dari seberang oleh ISI, Pakistan, dan JeM,” kata Letnan Jenderal KJS Dhillon.
Ia juga meminta setiap warga di Kahsmir menyerahkan senjatanya. ”Saya mengatakan kepada semua ibu di Kashmir agar meminta putra mereka yang bergabung dengan teroris menyerah dan kembali kepada masyarakat. Jika tidak, siapa pun yang memegang senjata akan ditembak,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri India meminta agar Pakistan tidak menyesatkan komunitas internasional dan mengambil tindakan yang kredibel dan nyata terhadap para pelaku serangan dan kelompok teroris.
Selain India, Pakistan menghadapi tuduhan dari Iran. Islamabad dituduh melindungi pelaku serangan yang menewaskan 27 anggota Garda Revolusi. Kabul dan Washington telah lama menuduh, Islamabad memberi tempat aman bagi Taliban Afghanistan.
Terpisah, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menegaskan siap menghadapi siapa pun di balik pengeboman di Khasmir. ”Jika Anda punya informasi intelijen yang bisa ditindaklanjuti dan (menunjukkan) warga Pakistan terlibat, berikan kepada kami. Saya menjamin kami akan bertindak,” ujarnya.
Di sisi lain, Khan juga mengingatkan Pakistan siap melawan serangan atas negara itu. (AFP/REUTERS/RAZ)
----------------------
KOREKSI -- Ada kesalahan yang menganggu pada paragraf ke-10 atau paragraf kedua dari bawah dalam versi lama laporan ini. Tertulis "Terpisah, Perdana Menteri India Imran Khan menegaskan...." Dalam versi update, kami koreksi kesalahan itu menjadi "Terpisah, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menegaskan...." Terima kasih. (Editor)