Pelatihan KPPS Jadi Kunci Keberhasilan

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Dengan busana wayang, petugas KPPS di TPS 12 melakukan penghitungan suara Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 di Kelurahan Morokrembangan, Krembangan, Surabaya, Rabu (27/6/2018). Sejumlah kepala daerah kini diproses hukum KPK karena kasus korupsi.

JAKARTA, KOMPAS - Pemilu serentak 2019 memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi sehingga memerlukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS yang memahami mulai dari tata laksana teknis pemungutan hingga penghitungan suara. Pelatihan dan pembekalan anggota KPPS secara serius menjadi kunci kelancaran proses pemilihan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman mengakui, kompleksitas Pemilu 2019 menjadi tantangan bagi penyelenggara, peserta pemilu, dan pemilih. Sebab, mekanisme   penyelenggaraan pemilu yang berbarengan antara pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden membuat banyak hal berubah, terutama dalam teknis di lapangan. Salah satunya adalah adanya lima surat suara dan kotak suara yang berbeda di saat pemungutan suara, yakni surat suara untuk memilih presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPRD provinsi, DPRD kota/kabupaten, dan Dewan Perwakilan Daerah.

Dengan kondisi itu, Arief mengatakan, kompleksitas itu tidak mungkin mampu diatasi oleh KPU sendiri. Persoalan ini juga menjadi tanggung jawab peserta pemilu, pemerintah, dan kalangan masyarakat sipil untuk memberikan bantuan.

Dari sisi penyelenggara, KPU akan mengadakan pelatihan intensif kepada anggota KPPS. Misalnya, tentang tata cara pengisian berbagai formulir dan mekanisme input data hasil penghitungan suara, serta hal-hal teknis lain menyangkut penanganan pemilih yang terdata dalam daftar pemilih tambahan.

”Keinginan kami tentu melatih semua anggota KPPS seluruh Indonesia. Tetapi, saat ini ada 809.500 tempat pemungutan suara, yang bila dikalikan tujuh anggota KPPS, maka ada sedikitnya 7 juta orang yang harus kami latih. Tentu itu memerlukan biaya dan waktu yang tidak singkat,” kata Arief.

Direktur Eksekutif Network for Democracy and Electoral Integrity Sigit Pamungkas mengatakan, pelatihan untuk KPPS menjadi hal penting yang menentukan keberhasilan pemilu karena merekalah yang secara langsung memfasilitasi pemungutan dan penghitungan suara. Idealnya, semua anggota KPPS dilatih KPU. Namun, apabila hal itu tidak memungkinkan, sebaiknya KPU membuat pedoman kerja yang mudah dan sederhana.

KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Agus Ndun (52) petugas KPPS sedang memperlihatkan surat suara yang telah coblos pemilih kepada saksi dan masyarakat yang hadir, di TPS 02 Kelurahan Oetete Kota Kupang. Di TPS, tempat Emi Nomleni mencoblos, pasangan calon gubernur nomor urut 2, Marianus Sae-Emi Nomleni mendapat dukungan terbanyak dengan 187 suara, menyusul pasangan nomor 4, Viktor Laiskodat-Yosef Nae Soi sebanyak 133 suara, nomor urut satu, Esthon Foenay-Chris Rotok 38 suara, dan nomor urut tiga, Beny K Harman-Benny Litelnoni sebanyak lima suara.