JAKARTA, KOMPAS — Pertumbuhan berbagai sektor industri pengguna kaca diharapkan dapat ikut mendorong pertumbuhan industri kaca di Tanah Air. Kementerian Perindustrian mendata, serapan kaca di pasar domestik selama ini terserap di berbagai sektor. Serapan kaca di sektor properti sebesar 65 persen, otomotif 15 persen, mebel 12 persen, dan sektor lainnya 8 persen.
”Industri mebel termasuk banyak menggunakan kaca, terutama kaca pelapis meja,” kata Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur ketika dihubungi, Selasa (19/2/2019).
Menurut Abdul Sobur, industri mebel banyak menggunakan kaca berketebalan 6-8 milimeter. Selain fungsi estetis, lapisan kaca juga dapat melindungi kayu meja dari tumpahan cairan. Pelaku industri mebel pun membutuhkan kaca cermin untuk mebel interior.
Proporsi kaca diperkirakan 10 persen dari total material mebel.
”Secara akumulasi, kebutuhan akan kaca menjadi besar ketika dibutuhkan di puluhan hingga ratusan ribu unit mebel yang diproduksi,” kata Abdul Sobur.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, melalui siaran pers, mengatakan, pemerintah mendorong peningkatan produksi di industri kaca.
Peningkatan kebutuhan perumahan di Indonesia yang berpopulasi 260 juta orang dengan pekerja usia produktif memberi peluang pasar bagi industri kaca.
Industri alat angkutan pun belakangan tumbuh sebesar 4,24 persen secara tahunan. Pembangunan light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) dinilai berdampak pula pada pengadaan lokomotif dan kereta api.
Menurut Airlangga, kinerja seperti ini dapat meningkatkan pemakaian kaca pengaman sebagai salah satu komponen dalam industri otomotif dan perkeretaapian.
Berdasarkan data Kemenperin, kapasitas produksi terpasang industri kaca lembaran nasional saat ini 1,34 juta ton per tahun. Produksi kaca nasional mencakup kaca lembaran, kaca pengaman, dan kaca cermin atau dekoratif.
Sebanyak 70 persen produksi kaca untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sisanya diekspor ke sejumlah negara Timur Tengah, Afrika, Oseania, Eropa, Amerika Serikat, dan Asia. Total nilai ekspor sebesar 113 juta dollar AS pada 2018.
Kemenperin menilai, peluang meningkatkan ekspor kaca masih terbuka. Sebagai gambaran, pertumbuhan permintaan kaca lembaran dunia sekitar 6,6 persen per tahun. Permintaan kaca lembaran dunia pada 2018 sebanyak 10 miliar meter persegi atau senilai sekitar 102 miliar dollar AS. (CAS)