JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (20/2/2019), menjajal moda raya terpadu atau MRT Jakarta yang menurut rencana mulai dioperasikan pada akhir Maret nanti. Dengan pengoperasian MRT, diharapkan kemacetan di Jakarta dan daerah sekitarnya dapat dikurangi.
Wapres Kalla tiba di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, sekitar pukul 10.30. Ditemani Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Wapres Kalla menaiki MRT dari Stasiun Bundaran HI menuju stasiun terakhir di Lebak Bulus.
Perjalanan MRT sepanjang 16 kilometer itu ditempuh selama lebih kurang 30 menit melewati 11 stasiun. Tiba di Stasiun Lebak Bulus, Wapres Kalla langsung meninjau depo MRT. Di sana ia melihat langsung sejumlah rangkaian kereta MRT yang akan mulai dioperasikan pada akhir Maret mendatang. Setelah 15 menit berada di Lebak Bulus, Wapres Kalla kembali ke Stasiun Bundaran HI.
Seusai peninjauan, Wapres Kalla menyampaikan penilaian bahwa MRT merupakan moda transportasi yang nyaman dan tepat waktu. ”Tiga hal yang sangat penting daripada seluruh moda transportasi itu adalah nyaman, aman, dan tepat waktu. Ini (MRT) sangat memenuhi. Kalau bus, kan, belum memenuhi,” ujarnya saat memberikan keterangan, didampingi Menteri Budi Karya, Gubernur Anies, dan Duta Besar Jepang untuk RI Masafumi Ishii.
Wapres menyesalkan, Indonesia terlambat membangun jalur MRT. Padahal, pemerintah sudah merencanakan pembangunan jalur MRT sejak tahun 1990.
”Kritiknya, kita terlambat membangun. Sebenarnya tahun 1990 sudah direncanakan pembangunan, tetapi baru sekarang dibangun. Kami apresiasi itu,” tuturnya.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu menegaskan, keberadaan MRT akan efektif mengurangi kemacetan di Jakarta dan daerah sekitarnya. Karena itu, Wapres mengharapkan pembangunan jalur MRT bisa diperpanjang minimal hingga 200 kilometer.
”Pokoknya, 10 tahun ini minimal 200 kilometer. Baru Jakarta bisa bersaing dengan kota metropolitan lain. India saja sudah punya 300 kilometer,” kata Kalla.
Selain MRT, upaya lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah melakukan integrasi antarmoda.
”Nomor satu (yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan Jakarta) adalah pengintegrasian antarmoda. MRT tersambungkan dengan BRT. Anda lihat di atas stasiun ini nyambung ke halte Transjakarta,” ucap Anies.
Anies menargetkan pada tahun 2030 seluruh moda transportasi sudah terintegrasi. Dengan begitu, Jakarta tidak akan macet lagi karena 75 persen warga menggunakan moda transportasi umum dan 25 persen menggunakan kendaraan pribadi.
Satu rangkaian MRT terdiri atas enam kereta yang bisa menampung 1.950 penumpang. Dengan demikian, dalam satu hari, satu rangkaian MRT bisa mengangkut 173.000 penumpang.