JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Permata Tbk membukukan laba bersih Rp 901 miliar per akhir 2018 atau tumbuh 20 persen secara tahunan. Pencapaian laba bersih ini, antara lain, ditopang kualitas aset yang membaik, pemulihan kredit bermasalah melalui restrukturisasi dan likuidasi, serta efisiensi biaya operasional.
Adapun kredit yang disalurkan per akhir 2018 sebesar Rp 106,6 triliun atau tumbuh 9 persen secara tahunan. Kontribusi kredit berasal dari segmen retail banking dan wholesale banking.
Kualitas kredit berupaya dijaga. Hal ini ditunjukkan melalui rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang pada akhir 2018 sebesar 4,4 persen. Rasio NPL gross ini lebih baik dibandingkan dengan akhir 2017 yang sebesar 4,6 persen.
Perbaikan kualitas kredit, antara lain dicapai melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, dan penjualan sebagian kredit bermasalah.
”Bank berupaya meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah dalam siaran pers, Kamis (21/2/2019).
Lebih lanjut, Ridha menyampaikan, rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) meningkat menjadi 90 persen pada akhir 2018. Pada akhir 2017, LDR sebesar 88 persen. (IDR)