Laju Keausan Batuan Candi Borobudur Mengkhawatirkan
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Keausan batuan Candi Borobudur, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terus bertambah setiap tahun. Keausan batuan tersebut paling parah terjadi pada sisi timur (bagian tangga naik), dan sisi utara (bagian tangga turun). Keausan itu akibat gesekan antara alas kaki pengunjung dengan batuan candi.
Berdasar penelitian Balai Konservasi Borobudur (BKB), rata-rata laju keausan batuan Candi Borbudur selama rentang waktu 1994-2008, di sisi timur mencapai 0,175 centimeter (cm) per tahun, sisi utara 0,2 cm per tahun. Adapun, laju keausan pada bagian lantai selasar atau lorong mencapai 0,042 cm per tahun.
Sekarang ini, jumlah pengunjung baru mencapai sekitar dua juta orang per tahun. Sejalan dengan banyaknya promosi wisata dan perbaikan infrastruktur, tahun-tahun mendatang jumlah pengunjung diharapkan akan mampu pada angka 3 - 4 juta orang per tahun. Dengan jumlah pengunjung yang makin tinggi, keausan batuan candi diperkirakan berlangsung lebih cepat dan dalam skala yang lebih besar.
Kepala BKB Tri Hartono, mengatakan, laju keausan ini sudah terbilang mengkhawatirkan dan mengancam kelestarian bangunan Candi Borobudur.
“Bisa dikatakan, setiap tahun, para pengunjung telah melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap bangunan Candi Borobudur,” ujarnya, Kamis (21/2/2019).
Dengan mengacu hasil penelitian pada tahun 2008, saat ini telah terjadi keausan batuan, terutama di sisi utara yang sudah mencapai 2 cm. Jika kondisi ini dibiarkan, skala keausan akan terus meningkat dan bertambah besar.
Tri mengatakan, wujud keausan batuan yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu, bisa langsung terlihat jelas di lapangan. Misalnya, terlihat dari sejumlah batuan yang mulai cekung, terutama di bagian tepi, sejajar dengan bagian pegangan tangga. Selain itu, keausan batuan juga terlihat dari tepian batuan yang kurang rata.
Di bagian stupa teras di lantai 8-10, keausan juga terjadi pada bagian stupa teras. Hal ini terlihat jelas di mana pada bagian yang seharusnya dihiasi pahatan, sebagian diantaranya sudah terlihat kosong, tanpa ada gambar ukiran apa pun.
“Ukiran pahatan pudar dan bahkan hilang karena bagian itu sering dinaiki atau diduduki pengunjung,” ujarnya.
Kondisi ini, menurut dia, sudah mendapatkan perhatian serius dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Dari pihak kementerian (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), kami bahkan pernah mendapatkan saran agar kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur ditutup saja,” ujarnya.
Namun, agar tidak menimbulkan polemik dan kontroversi, Tri mengatakan, BKB akhirnya memutuskan memilih upaya untuk membatasi jumlah pengunjung saja. Pembatasan jumlah pengunjung akan diberlakukan pada musim liburan, seperti liburan Lebaran dan akhir tahun. Pada saat ini, jumlah pengunjung yang naik dan berada di Candi Borobudur pada satu waktu tertentu, dibatasi hanya 800 orang saja.
Tri memastikan, pembatasan pengunjung dipastikan akan mulai dilakukan Lebaran tahun ini. “Kami akan menempatkan petugas untuk mengendalikan jumlah pengunjung,” ujarnya.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana, mengatakan, pihaknya mendukung upaya pembatasan pengunjung tersebut. Saat BKB memastikan bahwa jumlah pengunjung di bangunan candi sudah mencapai sekitar 800 orang, pihaknya pun akan menghentikan arus pengunjung naik ke candi.
“Sembari menunggu giliran naik ke candi, para pengunjung nantinya akan kami arahkan untuk menikmati obyek-obyek wisata lain,” ujarnya. Taman Wisata Candi Borobudur saat ini tengah membuat taman-taman kecil serta menambah obyek-obyek untuk berswafoto.
Putu mengatakan, pada masa-masa ramai seperti musim liburan Lebaran serta Natal dan Tahun Baru, jumlah pengunjung selalu membeludak, dan pada satu waktu bisa mencapai hingga lebih dari 1.000 orang. Kondisi ini, membuat arus pengunjung masuk dan keluar ke candi seringkali tersendat.
Tri memastikan, pembatasan pengunjung dipastikan akan mulai dilakukan Lebaran tahun ini. “Kami akan menempatkan petugas untuk mengendalikan jumlah pengunjung,” ujarnya.